KIEV - Ukraina membutuhkan lebih banyak waktu sebelum memulai serangan balasan terhadap pasukan Rusia, kata Presiden Volodymyr Zelenskyy kepada BBC, saat Inggris bersiap mengirim rudal Storm Shadow untuk membantu Kiev.

Keputusan Inggris akan menjadikannya negara pertama yang menyediakan rudal jarak jauh ke Kiev.

Kiev telah menghabiskan waktu berbulan-bulan mempersiapkan diri untuk kembali ke wilayah Donetsk dan Lugansk timur, serta wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di selatan.

Secara terpisah pada Kamis (11/5), utusan AS untuk Afrika Selatan menuduh negara itu secara diam-diam memberikan senjata kepada Rusia, meskipun negara itu mengaku netral dalam perang Ukraina.

Duta Besar Reuben Brigety mengatakan AS "yakin" senjata dan amunisi telah dimuat ke kapal barang Rusia yang berlabuh di pangkalan angkatan laut Cape Town pada Desember lalu.

"Mempersenjatai Rusia sangat serius, dan kami menganggap masalah ini belum selesai, dan kami ingin Afsel (mulai) mempraktikkan kebijakan non-bloknya," kata Brigety.

Afsel membalas tuduhan itu dengan pernyataan "postur publik yang kontra-produktif" merusak "semangat kerja sama" antara kedua negara.

"Meskipun sampai saat ini tidak ada bukti yang diberikan untuk mendukung tuduhan tersebut, pemerintah telah melakukan penyelidikan independen yang dipimpin oleh seorang pensiunan hakim," kata juru bicara kepresidenan Afrika Selatan Vincent Magwenya.

Rudal Storm Shadow yang dijanjikan oleh Inggris telah digunakan oleh pasukan Inggris dan Prancis di Teluk, Irak, dan Libya dan dapat dioperasikan dalam kondisi ekstrem.

"Sumbangan sistem senjata ini memberi Ukraina kesempatan terbaik untuk mempertahankan diri dari kebrutalan Rusia," kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.

Timpalannya dari Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan bulan lalu, persiapan Kiev "akan segera berakhir" dan pasukannya siap "dalam arti global".

Namun dia juga mengatakan tank Abrams yang dijanjikan AS tidak akan dapat ikut serta dalam serangan tersebut karena mereka tidak akan tiba di Ukraina hingga akhir tahun ini.

Namun, Ukraina telah menerima ratusan tank, pesawat, amunisi, dan senjata lainnya dari sekutu Baratnya.

Sejak dimulainya invasi Rusia, Kiev telah menerima bantuan lebih dari 150 miliar dolar AS, termasuk 65 miliar dolar bantuan militer, menurut perhitungan kementerian pertahanan Jerman.

Ukraina mengandalkan keberhasilan serangan balasan yang direncanakan, karena hal itu dapat menentukan berapa banyak bantuan yang bersedia disumbangkan oleh Barat di masa depan.

Baca Juga: