SKRYDSTRUP - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu (20/8) menyambut baik keputusan "bersejarah" Belanda dan Denmark menyediakan jet tempur F-16 Amerika, sebuah langkah terbaru sekutu Barat untuk mendukung upaya negaranya menangkis invasi Rusia.

Zelenskyy telah mengupayakan jet tempur canggih selama berbulan-bulan untuk memperkuat Angkatan Udara Ukraina untuk melakukan serangan balasan terhadap pasukan Rusia di timur.

Washington mengumumkan persetujuan transfer F-16 pada Jumat (18/8). Pelatihan pilot Ukraina akan dimulai bulan ini yang memungkinkan Ukraina untuk mulai mengerahkan jet pada awal 2024.

Keputusan itu "benar-benar bersejarah, kuat, dan menginspirasi kami", kata Zelenskyy bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte saat berkunjung ke pangkalan angkatan udara Eindhoven di Belanda.

Rutte mengatakan jumlah F-16 yang diberikan ke Kiev belum ditentukan. Namun Zelenskyy mengatakan dalam pernyataan selanjutnya, "Prajurit kami akan menerima 42 pesawat tempur hebat".

Zelenskyy kemudian melakukan perjalanan ke pangkalan angkatan udara Skrydstrup Denmark dan disambut Perdana Menteri Mette Frederiksen.

"Kami juga tahu Anda membutuhkan lebih banyak, dan itulah mengapa hari ini kami mengumumkan kami akan menyumbangkan 19 jet tempur F-16 ke Ukraina," kata Frederiksen.

Enam jet akan dikirimkan pada akhir tahun ini, delapan tahun depan dan lima pada 2025, katanya.

"Ini adalah dukungan yang sangat kuat bagi kami - misi pelatihan sudah dimulai," kata Zelenskyy.

"Kami melakukan yang terbaik untuk mendapatkan lebih banyak hasil untuk Ukraina," tambahnya."Secara khusus, hari ini kita membahas perluasan misi pelatihan."

Dalam pernyataan terpisah, Zelenskyy berterima kasih kepada AS yang memiliki aturan ketat tentang penjualan atau transfer peralatan militer Amerika oleh sekutunya.

"Saya juga berterima kasih kepada Presiden Joseph Biden, kedua partai di Kongres AS, dan seluruh rakyat Amerika atas dukungan yang tak tergoyahkan dan langkah positif yang berkelanjutan untuk koalisi penerbangan dan untuk kepentingan kebebasan kita bersama," katanya.

Drone Jatuh di Rusia

Persetujuan yang telah lama dinantikan untuk memasok jet F-16 menarik peringatan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Moskow akan menganggap F-16 sebagai ancaman "nuklir" karena kemampuannya membawa senjata atom.

Rusia juga mengumumkan, pihaknya mencegah serangan pesawat tak berawak Ukraina di Moskow dan wilayahnya pada hari Minggu, insiden kedua dalam dua hari.

Kedua belah pihak telah melaporkan serangan pesawat tak berawak secara teratur selama konflik. Serangan di wilayah Rusia menjadi semakin sering.

"Sekitar pukul 04.00, upaya rezim Kiev untuk melakukan serangan teroris dengan drone di infrastruktur di Moskow dan wilayah Moskow digagalkan," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Drone yang mengarah ke Moskow dihancurkan oleh "perang elektronik" dan jatuh ke daerah tak berpenghuni setelah kehilangan kendali, kata kementerian itu. Tidak ada korban atau kerusakan, tambahnya.

Namun serangan pesawat tak berawak Ukraina menghantam sebuah stasiun kereta api di kota Kursk, Rusia barat, melukai lima orang, kata gubernur daerah itu pada Minggu pagi.

Di wilayah selatan Rostov yang berbatasan dengan Ukraina, pertahanan udara Rusia mencegat dua drone Ukraina, kata gubernur setempat.

Baca Juga: