YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan upaya mengatasi potensi munculnya genangan di musim hujan dengan membersihkan sumur peresapan air hujan (SPAH) yang baru pertama kali dilakukan, selain pelumpuran atau pembersihan saluran air hujan.

"Pelumpuran SPAH baru pertama kali dilakukan tahun 2020 ini. Dimulai dari SPAH yang dibangun pada 2003," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Aki Lukman di Yogyakarta, Minggu (18/10).

Menurut dia, baik saluran air hujan (SAH) dan SPAHdi Kota Yogyakarta mengalami sedimentasi akibat banyaknya sampah dan pasir yang masuk ke dalamnya sehingga mengurangi kapasitas saluran dan sumur peresapan.

Akibatnya, lanjut dia, jika terjadi hujan dengan intensitas cukup deras maka timbul genangan karena air hujan tidak dapat masuk ke saluran atau meresap ke dalam sumur.

"Endapannya cukup banyak. Ada yang masih mudah dibersihkan, tetapi ada pula yang sampai mengeras di dalam saluran. Bagaimana air mau masuk kalau salurannya benar-benar mampet," katanya.

SPAH yang dibersihkan pada tahun ini di antaranya berada di Jalan Kusumanegara, di kawasan cagar budaya Kotagede dan di Jalan Veteran. Sedangkan pelumpuran SAH dilakukan di Jalan Ki Pejawi, dan Jalah KH Ahmad Dahlan.

"Pembersihan SPAH dan SAH dilakukan oleh tenaga swakelola sekaligus untuk memperbaiki inlet-inlet saluran yang rusak," katanya.

Selain di Jalan Kusumanegara, beberapa titik di Kota Yogyakarta yang berpotensi mengalami genangan saat musim hujan di antaranya di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Suroto, dan Jalan Kemasan. Ant/N-3

Baca Juga: