JAKARTA - Menginjak tahap ketiga, kegiatan sosialisasi Digitalsisasi UMKM Dalam Rangka Peningkatan Akses Pemasaran tiba di kota Ternate setelah Sorong dan Jayapura. Kegiatan yang digelar oleh Direktorat Ekonomi Digital, Ditjen Aptika, Kemenkominfo pada Jumat (9/9) lalu membuka wajah UMKM di lereng Gunung Gamalama dan menjembatani mereka dalam penerapan teknologi digital untuk menunjang proses bisnis dan pemasaran.
I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital dalam sambutannya secara online, mengungkapkan bahwa jajarannya saat ini sedang menitik beratkan berbagai kegiatan di Indonesia Timur. "Sesuai insturksi Bapak Presiden, kami saat ini sangat-sangat fokus untuk membangun Indonesia Timur sesuai dengan bidang kami, yakni mendorong UMKM untuk menerapkan teknologi digital agar bisnis mereka meningkat levelnya. Dengan level penerapan teknologi digital yang makin tinggi, maka daya saing UMKM juga menjadi lebih tinggi", ungkapnya.
Pernyataan ini langsung disambut tepuk tangan yang meriah dari Yaya-Yaya (ibu-ibu) pemilik UMKM yang hadir pada acara talkshow ini. Mereka bahagia mendapat perhatian dari pemerintah pusat, dan bangga dengan pencapaian adopsi teknologi digital yang mereka terapkan dalam bisnis.
Seraya memperlihatkan berbagai hasil produksi yang siap dijual lintas daerah, mereka pun menyambut baik berbagai informasi yang diberikan oleh narasumber. Misalnya saja saat Ivan Hadwin Rarumangkay, Chief Operating Officer Qasir meberikan penjelasan singkat tentang kelebihan-kelebihan Qasir untuk UMKM, tak butuh waktu lama peserta talkshow langsung menginstall di hp mereka. Sebagaimana namanya yang tidak asing, Qasir (kasir) adalah applikasi pembukuan dan pencatatan kas yang diperuntukan bagi UMKM.
"Kami memang mendesain Qasir menjadi applikasi untuk UMKM. Dapat dilihat dari desainnya yang user friendly, mudah dipelajari dan digunakan, serta harga yang sangat-sangat terjangkau bagi UMKM. Yakni kurang lebih seribu rupiah saja per hari. Saya juga baru membuka data, Ternate adalah salah satu kota dengan user Qasir terbanyak jika dilihat dari landscape wilayah dan jumlah UMKM-nya", jelas Ivan.
Tak mau ketinggalan, Sara San Siska Manurung, mewakili Divisi Bisnis Digital BRI Insurance juga membeberkan produk asuransi khusus bagi UMKM yang juga ramah di kantong. Banyak peserta talkshow langsung mendownload applikasi BRINS Mobile setelah mendengar penjelasan soal premi yang hanya Rp 40.000 saja per tahun.
Hujan pertanyaan dari Yaya-yaya dialami ketika Febrizal Efendi, Head PMU CSR Baznas menjawab pertanyaan dari moderator seputar bantuan modal bagi para UMKM. Beberapa pimpinan Baznas Kota Ternate yang turut hadir di acara ini mengemukakan bahwa mereka sudah menyiapkan waktu dan ruang khusus bagi para mustahik dan muzaki Baznas di Kota Ternate yang membutuh berbagai informasi soal program-program UMKM Baznas.
Melihat betapa antusiasnya para peserta mengadopsi teknologi baru, membuat I Nyoman bangga dan optimis. "Wah mereka (UMKM di Ternate) semangat sekali dalam alih teknologi. Jika UMKM di berbagai daerah seperti ini, saya yakin UMKM akan lebih cepat tumbuh dan berkembang, melampuai perkiraan kami. Tentu saja ini menjadi cambuk bagi Direktorat Ekonomi Digital untuk membuat program-program yang lebih baik dan lebih tepat untuk mendampingi UMKM", tutup I Nyoman.
Menginjak akhir acara talkhsow, Puti Adella Elvina, Ketua Koordinator Kajian dan Survei Dampak UMKM Kemenkominfo memborong semua produk-produk hasil olahan yang dibawa oleh peserta.Tak sekedar memberikan apresiasi, Puti juga mendorong pemakaian teknologi pembayaran digital.
"Terimakasih kepada para peserta yang sudah menyempatkan waktu untuk hadir sambil membawa contoh hasil olahan. Kami borong, tapi pembayaran hanya cashless, boleh memakai dompet tunai apa saja atau QRIS", kata Puti.