Dalam penutupan KTT di Xiamen, Presiden Xi Jinping menyerukan agar BRICS melakukan gebrakan dengan meningkatkan kiprah perwakilan negara di institusi internasional demi memperjuangkan kebangkitan negara-negara berkembang.

XIAMEN - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menyerukan agar negara-negara anggota BRICS (Brasil, Russia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) membuat gebrakan. Hal itu disampaikan Xi dalam sesi penutupan konferensi tingkat tinggi BRICS yang digelar di Kota Xiamen, Tiongkok, Selasa (5/9).

Dalam penuturannya, Xi mengharapkan agar BRICS meningkatkan koordinasi terkait permasalahan global dan tak hanya "mengekor" pada tatanan dunia, dengan meningkatkan kiprah kehadiranperwakilan dari negara-negara berkembang dalam institusiinstitusi internasional.

"BRICS harus meningkatkan peran sebagai agen reformasi ekonomi dan promosi perdagangan dengan menekankan bahwa pasar di negaranegara berkembang merupakan penggerak pertumbuhan global," kata Presiden Xi, sembari menambahkan bahwa untuk meraih semua itu perlu kerja sama untuk menghadapi tantangan-tantangan global.

Dalam pidato penutupannya, Presiden Tiongkok itu juga meminta negara anggota BRICS berjuang untuk kebangkitan negara-negara berkembang. Permintaan itu dilontarkan setelah para analis menyatakan kurangnya eksistensi perwakilan negara berkembang dalam institusi global seperti di Bank Dunia yang saat ini didominasi oleh perwakilan dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat.

Lawan Proteksionisme

KTT BRICS sengaja digelar di Tiongkok sebagai perlawanan terakhir upaya globalisasi untuk melawan agenda Presiden AS, Donald Trump, yang memprioritaskan kebijakan "America First". Sikap perlawanan Xi disampaikan setelah AS menarik diri dari kesepakatan internasional mengenai perubahan iklim (Kesepakatan Paris). Menurut Xi perlu ada progres dari negosiasi perdagangan secara multilateral untuk menghadapi kesulitan-kesulitan besar seperti penentangan terhadap Kesepakatan Paris.

"Beberapa negara saat ini lebih mementingkan keadaan dalam negerinya dan akibatnya hasrat untuk berpartisipasi dalam kerja sama pembagunan global telah menyurut," ucap Xi.

Presiden Tiongkok mencontohkan pula langkah Trump yang mengancam ingin keluar dari dalam North American Free Trade Agreement (NAFTA) dan ancaman serupa akan dilakukan pada Kesepakatan Paris hanya demi mementingkan kepentingan AS semata.

KTT BRICS tahun ini diikuti pula oleh perwakilan pengamat dari negara Mesir, Guinea, Tajikistan, Thailand dan Meksiko, dan keterlibatan negara-negara tersebut disambut hangat oleh Presiden Xi dengan harapan akan terjadi perluasan keanggotaan BRICS.

"Para pemimpin negaranegara BRICS bertekad untuk bekerja keras hingga bisa mencapai dekade keemasan berikutnya," tegas Xi.

Pada bagian lain, Presiden Xi mengatakan bahwa meskipun situasi ekonomi global sudah mulai membaik, namun dibalik situasi yang membaik itu sejumlah faktor resiko juga meningkat.

Dalam forum bertajuk "Dialogue of Emerging Market and Developing Countries", Xi nampak menentang kecenderungan proteksionisme dari AS yang terus menarik diri dari sejumlah perjanjian internasional, termasuk di antaranya Kesepakatan Perubahan Iklim Paris.

Terkait kecenderungan itu, Xi dalam kesempatan KTT BRICS menyampaikan permintaan pada negara-negara maju untuk memberikan bantuan lebih banyak sekaligus menentang kecenderungan proteksionisme. Ant/Rtr/I-1

Baca Juga: