Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan sanksi terhadap Tiongkok untuk mencegah mereka menyerang Taiwan. Sementara itu, Uni Eropa mendapatkan tekanan diplomatik dari Taipei agar melakukan hal yang sama, menurut beberapa sumber.

Sumber-sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan pertimbangan oleh Washington maupun lobi terpisah oleh Taiwan terhadap Uni Eropa (EU) masih berada pada tahap awal. Adapun sejumlah rencana itu merupakan tanggapan terhadap kekhawatiran atas invasi Tiongkok yang makin besar saat ketegangan militer meningkat di Selat Taiwan.

Dalam kedua kasus tersebut, intinya adalah penerapan sanksi di luar tindakan yang telah diambil oleh Barat untuk membatasi beberapa perdagangan dan investasi dengan China dalam teknologi sensitif, seperti cip komputer dan peralatan telekomunikasi. Para sumber tidak memberikan keterangan lebih terperinci tentang apa yang sedang dipertimbangkan.

Gagasan sanksi terhadap Tiongkok, ekonomi terbesar kedua di dunia dan salah satu mata rantai terbesar rantai pasokan global justru menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas sanksi tersebut.

"Dampak dari penjatuhan sanksi terhadap Tiongkok akan jauh lebih kompleks daripada sanksi terhadap Rusia, mengingat keterlibatan AS dan sekutunya yang luas dengan ekonomi Tiongkok," kata mantan pejabat senior Departemen Perdagangan AS, Nazak Nikakhtar, dikutip dari Reuters, Rabu (14/9).

Tiongkok mengeklaim Taiwan sebagai wilayah mereka dan pada Agustus menembakkan rudal ke arah pulau tersebut dan kapal perang Beijing melintasi perbatasan laut tidak resmi mereka.

Operasi itu dilancarkan Tiongkok setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei, langkah yang dianggap Beijing sebagai provokasi.

Presiden Tiongkok Xi Jinping telah bertekad untuk membawa Taiwan, yang diperintah secara demokratis, di bawah kendali Beijing. Ia tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer bila diperlukan.

Xi akan mengamankan masa jabatan kepemimpinan lima tahun ketiga di kongres Partai Komunis bulan depan.

Di sisi lain, otoritas Taiwan selama ini menolak keras klaim kedaulatan Tiongkok atas Taiwan.

Di Washington, para pejabat setempat sedang mempertimbangkan kemungkinan paket sanksi terhadap Tiongkok untuk mencegah Xi menyerang Taiwan, kata seorang pejabat AS dan seorang pejabat dari negara yang berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat.

Pembicaraan AS mengenai sanksi dimulai setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, tetapi terjadi perkembangan baru setelah reaksi Tiongkok terhadap kunjungan Pelosi, kata kedua sumber tersebut.

AS, yang didukung oleh sekutu NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), mengambil pendekatan serupa ke Rusia pada Januari dengan ancaman sanksi yang tidak ditentukan, tetapi tetap gagal menghalangi Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina.

Gedung Putih fokus untuk membuat negara-negara lain mempunyai pandangan sama, termasuk koordinasi antara Eropa dan Asia, dan menghindari memprovokasi Beijing, kata pejabat asing itu.

Reuters tidak mendapatkan perincian tentang sanksi spesifik apa yang sedang dipertimbangkan, tetapi beberapa analis memperkirakan bahwa militer Tiongkok adalah fokus sasaran.

"Gambaran besar, pembicaraan sanksi awal kemungkinan akan berkisar pada pembatasan akses Tiongkok terhadap teknologi tertentu yang diperlukan untuk mempertahankan operasi militer melawan Taiwan," kata Craig Singleton dari Foundation for Defense of Democracies.

Gedung Putih menolak berkomentar.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan telah membahas latihan perang Tiongkok baru-baru ini dan "tantangan besar" yang dihadapi Beijing terhadap Taiwan dan kawasan yang berhubungan erat dengan Amerika Serikat, Eropa, dan mitra lain yang berpikiran sama.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok maupun Kedutaan Besar Tiongkok di Washington belum menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: