BEIJING - Tiongkok berencana mengembangkan koridor ekonomi yang menghubungkannya dengan Rusia melalui Mongolia, Presiden Xi Xinping mengumumkan pada pertemuan dengan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh, Kamis (19/10).

Dilaporkan RT, pemimpin Tiongkok berjanji negaranya akan terus mendukung hubungan ekonomi yang 'kuat' antara ketiga negara.

"Tiongkok siap memperluas kerja sama trilateral dengan Mongolia dan Rusia dan terus berupaya membangun koridor ekonomi trilateral,"kata Xi dalam pertemuan tersebut, menurut China Central Television.

Proyek Koridor Ekonomi Tiongkok-Rusia-Mongolia pertama kali diluncurkan pada 2016 dan terus dikembangkan sejak saat itu. Jalur perdagangan utama yang menghubungkan ketiga negara tetangga ini akan membantu pembangunan regional dan berkontribusi pada proyek integrasi global dengan memperkuat "sinergi antara Inisiatif Sabuk dan Jalan yang diusulkan Tiongkok, Uni Ekonomi Eurasia Rusia, dan visi Jalan Prairie Mongolia," media Tiongkok melaporkan pada Rabu (18/10).

Sebuah badan PBB yang mendukung negara-negara berkembang sebelumnya memuji proyek ini, dan menyatakan dalam sebuah laporan bahwa lokasi Mongolia yang strategis antara Rusia dan Tiongkok menawarkan"peluang unik untuk memperkuat hubungan perdagangan antara Asia dan Eropa sambil memperluas jangkauannya ke pasar-pasar baru."

Pada pertengahan September, Moskow juga memuji peningkatan kerja sama dengan Tiongkok dan Mongolia, dengan mengatakan bahwa hubungan antara ketiga tetangga tersebut telah berkembang "secara dinamis dan bermanfaat." Saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Tiongkok dan Presiden Mongolia di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai.

"Semua perjanjian yang dicapai dalam format trilateral: Rusia-Mongolia-Tiongkok sedang dilaksanakan," kata pemimpin Rusia itu bulan lalu. Mereka telah mencapai kemajuan nyata di bidang perdagangan, industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi maju. Putin juga meminta program koridor ekonomi diperpanjang lima tahun lagi.

Pada Rabu, Xi juga menyatakan harapannya untuk mempercepat pembangunan pipa gas utama yang menghubungkan negaranya ke Rusia melalui Mongolia. Proyek ini akan berkontribusi pada keamanan energi negara dan memperkuat hubungan antara kedua tetangga, kata pemimpin Tiongkok tersebut.

Proyek yang diberi nama Power of Siberia 2 ini akan membawa gas alam dari semenanjung Yamal Rusia ke Tiongkok.Sebelumnya, ladang gas tersebut melayani pasar UE melalui beberapa jaringan pipa, termasuk Nord Stream, yang disabotase pada September 2022. Kini, Rusia melakukan reorientasi ekspor gasnya ke Asia di tengah sanksi yang dijatuhkan AS dan sekutunya terhadap Moskow terkait konflik Ukraina.

Baca Juga: