SAN FRANSISCO - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan pembicaraan tatap muka di sela-sela KTT APEC di San Fransisco, AS pada Kamis (16/11). Kishida mengatakan ingin menciptakan masa depan yang positif bagi hubungan kedua negara.

Menurut media Jepang Kyodo, pada awal pembicaraannya dengan Xi, Kishida mengatakan Tiongkok-Jepang perlu membangun hubungan yang "stabil dan konstruktif" meskipun hubungan kedua negara masih buruk.

"Komunitas internasional berada pada titik balik bersejarah di mana konfrontasi dan kerja sama terjalin dengan cara yang rumit," kata Kishida.

"Dalam kondisi itu, Jepang dan Tiongkok, sebagai negara tetangga yang memiliki sejarah panjang dan masa depan abadi, dan sebagai kekuatan global yang besar, memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi terhadap perdamaian dan kemakmuran global," kata Kishida kepada Xi.

Sementara itu, Xi mengatakan hubungan bilateral harus "saling menguntungkan" dan sesuai untuk era baru. Kedua negara harus "menangani perbedaan dengan baik" demi kepentingan bersama rakyat, kata Xi menurut media yang dikelola pemerintah Tiongkok.

Kishida diperkirakan akan menyerukan pencabutan larangan impor makanan laut Jepang yang diberlakukan Tiongkok setelah pembuangan air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang dimulai Agustus lalu. Jepang memandang larangan itu tidak memiliki dasar ilmiah.

Para pemimpin Jepang dan Tiongkok berada di San Fransisco untuk menghadiri pertemuan puncak forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang beranggotakan 21 negara.

Air yang diolah dan dikeluarkan dari PLTN Fukushima yang lumpuh akibat gempa bumi dan tsunami di timur laut Jepang pada Maret 2011, mengandung tritium pada tingkat di bawah batas yang diizinkan berdasarkan standar keselamatan Jepang. Namun Tiongkok menyebutnya sebagai "air yang terkontaminasi nuklir."

Sumber ketegangan lain dalam hubungan kedua negara adalah intrusi berulang kali oleh kapal-kapal Tiongkok di perairan sekitar Kepulauan Senkaku di Laut Tiongkok Timur, yang dikelola oleh Jepang namun diklaim oleh Tiongkok.

Masalah penahanan warga negara Jepang di Tiongkok juga masih belum selesai. Baru-baru ini, seorang karyawan perusahaan obat Jepang Astellas Pharma Inc. ditangkap pada bulan Oktober karena tuduhan spionase.

Kishida tetap pada pendiriannya bahwa dia akan "mengatakan apa yang perlu dikatakan" kepada Tiongkok, mitra dagang utama Jepang.

Tahun ini menandai peringatan 45 tahun penandatanganan perjanjian perdamaian dan persahabatan bilateral antara negara-negara bertetangga di Asia itu.

Xi bertemu dengan Presiden AS Joe Biden selama sekitar empat jam pada hari Rabu di tengah meningkatnya persaingan antara negara-negara besar.Mereka sepakat untuk membuka kembali jalur komunikasi militer-ke-militer di beberapa tingkatan.

Baca Juga: