Sebagian besar hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk modal kerja WSKT dalam pekerjaan konstruksi bangunan sipil, gedung, dan EPC.

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menerbitkan Obligasi Tahap I Tahun 2017 senilai 3 triliun rupiah. Penerbitan obligasi tahap pertama merupakan bagian dari skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III sebesar 10 triliun rupiah. Perseroan pun berencana menerbitkan kembali obligasi senilai 5 triliun rupiah pada 2018.

Rencananya pada semester I diterbitkan 3 triliun rupiah dan semester II sebesar 2 triliun rupiah. Vice President Investment Banking PT Danareksa Sekuritas, Boumediene Sihombing mengatakan obligasi tahap pertama terbagi dalam dua seri, yakni seri A dengan penawaran kupon 8,00-8,75 persen bertenor 3 tahun.

Lalu, seri B menawarkan kupon 8,50-9,25 persen bertenor 5 tahun. Obligasi ini mendapatkan peringkat idnA- (single A minus) dari PT Fitch Rating Indonesia. "Penerbitan obligasi ini tidak dijamin jaminan khusus tapi dijamin harta seluruh milik Waskita Karya," ungkap dia di Jakarta, Rabu (6/9).

Bertindak sebagai penjamin emisi obligasi yakni PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indopremier Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Masa penawaran awal (bookbuilding) pada 6-19 September 2017. Masa penawaran umum pada 2-3 Oktober 2017. Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2017.

Sedangkan Direktur Keuangan Waskita Karya, Tunggul Rajagukguk memaparkan dana hasil penerbitan obligasi 80 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dalam pekerjaan konstruksi bangunan sipil, gedung, dan EPC. Di antaranya pembelian bahan konstruksi, biaya peralatan, biaya subkontraktor, serta upah tenaga kerja.

Sisanya 20 persen akan digunakan untuk investasi pada anak usaha dalam bentuk setoran modal. "Seluruh investasi yang dilakukan Perseroan pada entitas anak dalam rangka ekspansi usaha yang akan memberikan kontribusi bagi keberlangsungan bisnis Perseroan," terang Tunggul.

Investor Strategis

Sehubungan dengan pendanaan PT Waskita Toll Road (WTR), Perseroan sedang mencari investor strategis. Perseroan pun akan mendivestasi 9 ruas tol yang sudah ada. Saat ini sudah ada 14 pihak yang menyatakan minatnya, berasal dari investor lokal. "Dari 14 itu yang sudah sampai presentasi ke manajemen sekitar 7 investor dan yang due dilligence hanya 12. Nah yang melakukan bidding ini kami belum tahu ada berapa," jelas Tunggul.

Sementara itu terkait penerbitan saham baru atau rights issue yang tengah digodok saat ini, mengacu pada kepemilikan saham Perseroan di dalam WTR sebesar 72 persen. Sisanya 28 persen dimiliki oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI dan PT Taspen (Persero). Rencananya, WTR akan menerbitkan saham baru sekitar 20 persen dan akan diserap oleh pemegang saham baru, sedangkan SMI dan Taspen porsinya masih akan tetap.

Dengan begitu kepemilikan Perseroan di dalam WTR akan terdilusi. "Kepemilikan Waskita Karya di dalam WTR dari 72 persen akan turun menjadi 51-52 persen," kata Tunggul. Perseroan menargetkan raihan kontrak baru hingga akhir tahun ini sekitar 60 triliun rupiah. Laba bersih diharapkan 3 triliun rupiah dan pendapatan sebesar 40 triliun rupiah.

Adapun hingga semester pertama 2017, Perseroan berhasil meraih laba bersih 1,4 triliun rupiah tumbuh 145 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Raihan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 15,5 triliun rupiah atau tumbuh 92,4 persen dari capaian tahun lalu.

Total aset mencapai 75,90 triliun rupiah dengan struktur permodalan yang kuat terdiri dari total ekuitas 20,87 triliun rupiah. Sementara itu perolehan kontrak baru telah mencapai 32,47 triliun rupiah. Diungkapkan Tunggul, tantangan sampai akhir tahun salah satunya terkait dengan pendanaan guna menyelesaikan banyak hal.

"Jadi penerbitan obligasi ini untuk mendukung penyelesaian dan memenuhi kebutuhan pendanaan proyek-proyek itu," pungkasnya. Adapun proyek-proyek yang tengah ditangani Perseroan di antaranya Jalan Tol Bekasi- Cawang Kampung Melayu, Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Jalan Tol Solo-Ngawi, Jalan Tol Ngawi-Kertosono, transmisi 500kv New Aur Duri-Peranap- Perawang, Bandara Soekarno Hatta Terminal 3, Bendungan Gondang, Kuala Tanjung Multi Purpose Terminal, Rusun Wisma Atlet Kemayoran, dan LRT Palembang.

yni/AR-2

Baca Juga: