Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakia secara resmi membuka taman surya baru berkekuatan 204 megawatt pada 8 April. Ia juga berjanji untuk mempercepat izin proyek energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari strategi yang lebih besar untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang mahal dan berpolusi.

"Proyek ini mencerminkan tujuan nasional kami untuk energi murah dan bersih dari matahari, dari angin, dari air," kata Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis, dikutip dari Earth, Senin (18/4).

Taman surya senilai €130 juta (USD$141,7 juta), terletak di kota Kozani, Yunani utara. Taman tersebut merupakan sistem terbesar dengan panel surya dua sisi, juga dikenal sebagai panel surya bifacial di Eropa.

Menariknya, kilang minyak terbesar Yunani Hellenic Petroleum adalah perusahaan di belakang taman surya, yang mengklaim sedang menjalani transisi ke energi bersih dan telah menyatakan minatnya untuk menambahkan penyimpanan baterai ke sistemnya juga.

Panel surya bifacial mampu mengumpulkan cahaya di kedua permukaan dan menghasilkan sepertiga lebih banyak energi daripada panel surya satu sisi konvensional. Nantinya, ketika dipasangkan dengan pelacak surya, dapat menghasilkan energi surya 27 persen lebih banyak, menurut EnergySage.

Panel bifacial membutuhkan rak khusus untuk mendapatkan paparan sinar matahari yang maksimal. Ketika satu permukaan tidak mengarah ke matahari, sisi panel memanfaatkan cahaya yang dipantulkan dari tanah seperti pasir.

Dengan tata surya baru ini, Yunani menargetkan hampir dua kali lipat kapasitas terpasangnya dari energi terbarukan menjadi 35 persen, atau sekitar 19 gigawatt, pada 2030. Sebelumnya, pada 2020, negara itu berhasil melampaui targetnya sendiri di mana 21,7 persen konsumsi energi nasional berasal dari energi terbarukan.

Baca Juga: