BADUNG - Pasca dibukanya sektor Pariwisata secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Bali pada (31/7), wisatawan domestik mulai kunjungi wisata bahari yang terletak di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali.

"Sudah resmi dibuka sejak 31 Juli 2020, sudah ada pengunjung tapi baru dari wisatawan domestik dengan persentase baru dua persen. Biasanya menerima tamu yang satu mobil isinya empat orang. Itupun masih dikatakan jarang, sehingga pendapatan masih minim," kata salah satu pemilikwater sportatau sarana olahraga air di Tanjung Benoa, Bali, Putu Agus Sanjaya, saat ditemui di Badung, Senin (31/8).

Agus seperti dikutip dari Antara mengatakan bahwa sebelumnya pada 9 Juli telah dilakukan uji coba di wilayah wisata bahari tersebut untuk mempersiapkan protokol kesehatan, mulai dari uji cobaspeed boat, tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan penyemprotan disinfektan secara berkala.

Selama masa pandemi ini, beberapa peralatan wisata bahari tidak dapat difungsikan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya perawatan dan jarang dipergunakan sejak ditutupnya kunjungan wisatawan ke Bali, karena Covid-19.

"Kalau sebelum pandemi ini omzet mencapai 100-150 juta rupiah, sedangkan sekarang setelah pandemi ini 50 juta rupiah per bulannya. Itupun sudah dialihkan untuk perawatanspeed boatdan peralatan lainnya. Karena apapun barang-barang kita yang berurusan sama laut pasti rontok ya kalau enggak cepat-cepat dirawat," jelasnya.

Agus menjelaskan, ketika sebelum ada Covid-19, wisatawan baik domestik dan mancanegara sering menikmati wisata bahari di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali.

Biasanya di bulan Januari sampai Maret 2020, dipenuhi wisatawan Tiongkok, kemudian bulan Maret sampai Mei didominasi wisatawan Eropa, India, dan Arab. Namun, ketika waktu libur sekolah, didominasi wisatawan domestik dari Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Banyuwangi.

Penurunan pendapatan dari wisata bahari ini mencapai lebih dari 100 persen. Tidak hanya berdampak pada turunnya kunjungan wisatawan tetapi juga pada jumlah pekerja yang banyak dirumahkan.

Ia menjelaskan selama beroperasi, lebih dari 70 orang yang dipekerjakan. Namun, karena Covid-19, dan kunjungan wisatawan sempat ditutup maka 70 persen karyawan dirumahkan. "Di wilayah Tanjung Benoa, ada 23water sportyang terkena dampak yang sama karena pandemi ini," jelasnya. mar/N-3

Baca Juga: