Selain mengunjungi Malino Highlands sebagai destinasi utama, di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, juga terdapat beberapa tempat yang bisa dikunjungi. Tempat-tempat ini bakal menambah keseruan selama berada di dataran tinggi itu.

Air Terjun Takapala
Letak Air Terjun Takapala berada di Desa Bontolerung, Kecamatan Tinggimoncong. Berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl membuat suhu air terjun ini terasa menusuk tulang. Air terjun ini berada di kaki Gunung Bawakaraeng (2.845 mdpl), yang menjadi puncak tertinggi di Sulawesi Selatan.
Jika sedang beruntung pengunjung dapat melihat pelangi dari bawah air terjun. Ada sesuatu yang unik di tempat wisata ini yaitu gua di belakang air terjun. Pengunjung bisa memasuki tirai air di gua tersebut.

Hutan Pinus Malino
Sebelum memasuki Malino Highlands, wisatawan akan melewati kawasan hutan pinus ini. Hutan Pinus Malino termasuk salah satu destinasi favorit kedua di Malino setelah Malino Highlands karena keasrian alam dan hawa sejuknya.
Pengunjung juga bisa berkeliling sekitar Hutan Pinus Malino dengan berjalan kaki atau naik kuda. Ongkos sewa kuda milik warga sekitar dengan harga antara 5 ribu hingga 10 ribu rupiah.
Kawasan Hutan Pinus Malino menyediakan penginapan dengan beragam fasilitas nyaman untuk memanjakan wisatawan. Tarifnya pun relatif terjangkau kantong antara 100 ribu hingga 300 ribu rupiah per malam.

Lembah Biru
Hutan Pinus di Malino mengelilingi Lembah Biru di bawahnya. Tempat ini menyediakan banyak spot foto yang instagramable, yang cocok untuk dibagikan di media sosial.
Lembah Biru juga menyediakan kolam renang untuk menjadi lokasi permandian. Di sini juga tersedia beberapa permainan seperti helium stick, water tower, titanic dan spider. Pengunjung juga dapat melihat-lihat kebun buah dan sayuran yang dimiliki penduduk setempat yang tidak jauh dari kawasan tersebut.
Wisata Lembah biru juga menyediakan arung jeram atau rafting jika hendak menantang adrenalin. Untuk mengunjungi tempat wisata ini harus membayar tiket 20 ribu rupiah.

Taman Anggrek Malino
Dengan julukan kota bunga, Malindo tentu saja terdapat pembudidaya dan penjual bunga. Dari beberapa bunga yang ditanam seperti Grammatophyllum, Coelogyne celebensis dan Vanda Celebica yang merupakan anggrek endemik.
Petani lokal sengaja menanam anggrek endemik ini sebagai oleh-oleh wisatawan. Mereka menanam anggrek endemik ini sebagai mata pencaharian selain juga sebagai cara melestarikan anggrek alam yang kadang terancam hilang karena eksploitasi alam secara berlebihan.

Danau Tanralili
Selain alam hijau di berbagai sisinya, kaki Gunung Bawakaraeng memiliki Danau Tanralili, yang mempesona. Destinasi wisata ini kerap disebut sebagai Ranukumbolo-nya Gowa, karena memadukan danau dengan bukit hijau di sekelilingnya.
Danau Tanralili yang terbentuk akibat longsoran dari Gunung Bawakaraeng. Longsoran tersebut kemudian membentuk sebuah cekungan yang dalam yang kemudian terisi air hujan membentuk danau alam.
Nama danau yang berada di Desa Manimbahoi, Kecamatan Parigi diambil dari nama kerajaan di Sulawesi Selatan yakni Tanralili yang tersohor dengan sikap pemimpinnya yang berani. Untuk menuju danau yang indah ini tentunya harus melakukan trekking terlebih dahulu.

Oleh Oleh Khas
Oleh-oleh khas daerah ini adalah buah markisa, dodol ketan, tenteng, wajik, dan masih banyak lagi. Tenteng misalnya dibuat dari campuran gula merah dan kacang tanah atau kacang wijen, dengan rasa yang manis.
Wisatawan dapat juga membeli sayuran khas dataran tinggi seperti bawang daun, sawi putih, kol, kembang kol, atau sayur paling khas sayur pakis, terong Belanda.
Wisatawan bisa membeli semua ini di beberapa toko oleh-oleh yang berada di sepanjang jalan menuju arah pulang. hay/I-1

Baca Juga: