Rendahnya tingkat vaksinasi terhadap varian terbaru virus korona dan influenza memberikan tekanan pada sistem layanan kesehatan pada musim dingin ini.

LONDON - Para pejabat kesehatan mengatakan rendahnya tingkat vaksinasi terhadap varian terbaru virus korona dan influenza memberikan tekanan pada sistem layanan kesehatan pada musim dingin ini.

Di Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, dan belahan dunia lain, terdapat laporan peningkatan jumlah pasien rawat inap terkait infeksi saluran pernapasan dalam beberapa minggu terakhir.

Tingkat kematian di kalangan lansia meningkat di beberapa wilayah, namun jauh di bawah puncak pandemi Covid-19. Pemerintah Spanyol telah menerapkan kembali persyaratan pemakaian masker di fasilitas kesehatan, seperti halnya beberapa jaringan rumah sakit di AS.

"Terlalu banyak orang yang membutuhkan perawatan medis serius untuk mengatasi flu dan Covid-19, ketika kita dapat mencegahnya," kata Direktur Sementara Kesiapsiagaan Epidemi dan Pandemi di Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Maria Van Kerkhove, di London, baru-baru ini.

Dikutip dari The Straits Times, Kerkhove menyebutkan tingkat vaksinasi terhadap flu dan Covid-19 yang sangat rendah di banyak negara pada musim ini, ketika dunia mencoba untuk melewati pandemi dan pembatasan yang ada.

Para pakar penyakit menular dan pejabat kesehatan, mengatakan pemerintah masih kesulitan untuk mengomunikasikan risiko yang masih ditimbulkan oleh Covid-19 dan manfaat vaksinasi sejak darurat kesehatan masyarakat global diumumkan pada Mei 2023.

Hanya 19,4 persen orang dewasa AS yang telah menerima vaksin Covid-19 musim ini berdasarkan Survei Imunisasi Nasional Pusat Pengendalian Penyakit atau Centers for Disease Control (CDC) AS, meskipun ada rekomendasi agar semua orang dewasa mendapatkan suntikan terbaru untuk melindungi dari penyakit serius.

Kurang Banyak

Menurut CDC, hampir separuh orang dewasa AS yang berusia di atas 18 tahun mendapat vaksinasi flu pada musim ini (44,9 persen), kira-kira sama dengan tahun lalu (44 persen). "Kami rasa tidak cukup banyak orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 terbaru," kata Direktur CDC, Mandy Cohen, dalam sebuah wawancara.

"Orang-orang masih belum memahami bahwa Covid-19 masih merupakan penyakit yang lebih parah daripada flu."

Flu menyumbang 5,2 persen dari kunjungan darurat di AS dibandingkan dengan 3 persen untuk kunjungan darurat akibat Covid-19 pada pekan yang berakhir pada tanggal 30 Desember. Namun, akibat flu, Covid-19 menyumbang 10,5 dari 100.000 rawat inap pada periode tersebut, dibandingkan dengan 6,1 per 100.000 untuk flu.

Sebagian besar vaksin terbaru yang digunakan di AS dan Uni Eropa dibuat oleh Pfizer dengan mitra Jerman BioNTech, atau Moderna.

Di Eropa, tingkat penyebaran flu lebih tinggi dibandingkan Covid-19, kata Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa atau the European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC). Secara total, 24 persen dari sampel tes yang representatif menghasilkan hasil positif pada minggu terakhir tahun 2023, naik dari 19 persen pada dua minggu sebelumnya.

Menurut pakar virus pernapasan ECDC, Edoardo Colzani, angka tersebut sejalan dengan musim flu sebelumnya. "Namun, sekarang kita melihat Covid-19 sebagai tamu baru yang tidak diinginkan," katanya.

ECDC tidak memiliki informasi tingkat vaksinasi di benua tersebut untuk flu atau Covid-19, namun Colzani mengatakan data awal menunjukkan penggunaan vaksin Covid-19 jauh di bawah tingkat pandemi.

Di Eropa, suntikan Covid-19 baru hanya direkomendasikan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti lansia dan orang dengan sistem imun lemah. Di antara kelompok-kelompok ini, WHO mengatakan harus ada cakupan 100 persen. "Tingkat Covid-19 juga meningkat di belahan bumi selatan selama musim panas karena virus ini belum menjadi virus musiman," kata WHO.

Baca Juga: