JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tampak sedikit pesimis melihat situasi Covid-19 di Korea Utara (Korut). Mengutip dari markas besar pencegahan epidemi darurat Korut, kantor beritaKCNAyang merupakan media resmi pemerintah Korut, pada Kamis (2/6) melaporkan jumlah harian pasien demam yang diduga Covid-19 di dalam negeri dikonfirmasi mencapai 96.600 orang, tetap berada di kisaran 90 ribu selama tiga hari berturut-turut.
Menurut pengumuman Korut, jumlah pasien demam baru melonjak dari 18.000 pada tanggal 12 bulan lalu dan mencapai level tertinggi menjadi sekitar 392.900 pada tanggal 15. Namun dalam beberapa hari terakhir penambahan tersebut telah menurun menjadi sekitar 100.000 per hari.
Korut juga mengumumkan total jumlah kasus kematian sebanyak 69 jiwa dan tingkat fatalitas kasus 0,0002 persen. Jumlah kematian terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah pasien demam, sehingga banyak yang mengkritik bahwa sulit untuk mempercayai angka statistik yang dilaporkan Korut.
Sementara itu, WHO mengumumkan pihaknya telah tiga kali mengirimkan vaksin Covid-19 ke Korut, dan hingga kini terus memberikan dukungan vaksin.
"Kami sudah menawarkan bantuan dalam berbagai kesempatan. Kami menawarkan vaksin pada tiga kesempatan terpisah. Kami terus menawarkan," ucap Kepala Kedaruratan WHO, Michael Ryan.
WHO juga mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan Korea Selatan (Korsel) dan Tiongkok untuk pemberian bantuan ke Korut dan agar bisa mendapatkan gambaran sebenarnya tentang keadaan negara itu serta menilai positif sistem kerja sama yang telah dilakukan saat ini.
Sebelumnya pada Rabu (1/6), WHO mengatakan mereka tidak memiliki akses soal data wabah Covid-19 di Korut, tetapi mengasumsikan bahwa negara itu mengalami krisis yang semakin parah. Asumsi WHO itu diutarakan setelah meragukan klaim Korut terkait kemajuannya dalam menangani wabah Covid-19 di negaranya.
"Kami berasumsi situasinya semakin buruk, bukan lebih baik," ucap Ryan seraya menegaskan kembali bahwa WHO tidak dalam posisi untuk membuat penilaian risiko yang memadai dari situasi di lapangan lantaran mereka tidak memiliki akses ke data yang diperlukan.
Selain itu Pyongyang juga tidak pernah mengkonfirmasi secara langsung jumlah warganya yang dites positif Covid-19, hal ini membuat khawatir para ahli tentang skala masalah yang sebenarnya.
Tidak Siap
Korut memberlakukanlockdownsetelah melaporkan kasus pertama Covid-19 pada awal Mei lalu. Kemudian pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengecam para pejabat tinggi Partai Buruh karena mereka kurang tanggap terhadap pandemi dan distribusi obat yang lambat.
Setelah mengkonfirmasi kasus Covid-19 perdananya, Pyongyang melaporkan ratusan ribu kasus demam, meningkatkan kekhawatiran para pakar kesehatan terkait ketidaksiapan Korut dalam mengatasi wabah tersebut.
Sementara itu,KCNAmelaporkan Korut saat ini sudah mulai meningkatkan dorongan untuk memasok penduduknya dengan obat-obatan yang dibutuhkan untuk melindungi hidup mereka.AFP/DW/KBS/I-1