Badan Kesehatan Dunia saat ini masih ragu apakah akan ada obat yang ampuh dalam melawan infeksi virus korona, walau saat ini sedang digencarkan pencarian bagi vaksin yang efektif melawan Covid-19.

JENEWA - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Senin (3/8) mewanti-wanti bahwa mungkin tak akan ada "peluru perak" yang ampuh membasmi virus korona, walau saat ini sedang digencarkan pencarian bagi vaksin yang efektif melawan Covid-19.

Pernyataan WHO soal "peluru perak" ini mengacu pada mitos horor yang menceritakan bahwa vampir hanya bisa dibunuh dengan peluru berbahan logam perak.

Dalam pernyataannya, WHO juga lebih menekankan agar pemerintahan dan warga fokus pada hal-hal yang mendasar untuk mencegah penyebaran pandemi virus korona seperti melakukan cek kesehatan, menelusuri siapapun yang berhubungan dengan kita, menjaga jarak dan mengenakan masker, yang sejalan dengan kondisi kehidupan normal yang baru.

"Kami berharap bakal ada vaksin yang benar-benar ampuh yang bisa mencegah warga dari ancaman infeksi," kata ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers virtual. "Namun begitu, saat ini belum ada 'peluru perak' dan mungkin peluru itu tak akan pernah ada," imbuh dia.

Dalam konferensi pers itu, Tedros pun meminta demi mengakhiri lonjakan wabah virus, warga perlu menerapkan aturan dasar kesehatan dan pengendalian wabah. "Lakukan semua itu," ucap dia.

Sejak pertama kali wabah virus korona merebak di Kota Wuhan, Tiongkok, pada pengujung Desember lalu, saat ini tercatat bahwa virus korona telah menewaskan hampir 690 ribu jiwa dan menginfeksi sekitar 18,1 juta warga di seluruh dunia.

Investigasi Virus

Pada saat bersamaan, WHO juga mengumumkan bahwa mereka telah merampungkan investigasi terkait asal muasal hewan yang diduga menularkan Covid-19 pada manusia. Investigasi ini bisa dilakukan setelah pada Mei lalu, WHO mendesak pemerintah Tiongkok untuk mengundang para pakar untuk membantu penelusuran ilmiah ini.

WHO telah mengirimkan seorang epidemiolog dan seorang pakar spesialis kesehatan hewan ke Beijing pada 10 Juli lalu untuk memetakan pencarian yang bertujuan mengidentifikasi bagaimana caranya virus bisa menular pada spesies manusia.

"Misi investigasi itu kini sudah rampung," ucap Tedros. "Tim pertama WHO yang pergi ke Tiongkok saat ini telah merampungkan misi mereka untuk mencari tahu bagi pelaksanaan upaya bersama selanjutnya dalam mengidentifikasi asal muasal virus," imbuh ketua WHO itu.

Dalam pernyataannya, Tedros pun mengemukakan bahwa pakar dari WHO dan Tiongkok telah menyusun metode studi dan program kerja bagi sebuah tim internasional yang diketuai oleh WHO.

Tim internasional ini nantinya akan melibatkan para ilmuwan dan periset dari Tiongkok dan dari seluruh dunia. Studi epidemiologi akan dimulai dari Wuhan demi mengidentifikasi sumber potensial infeksi dari kasus-kasus virus korona awal. Dan semua bukti yang berhasil dikumpulkan dan hipotesis yang datang dari investigasi ini akan jadi dasar bagi penelitian jangka panjang berikutnya.

Saat ini dua ilmuwan yang dikirim WHO ke Wuhan belum memberikan laporan ke markas besar WHO di Jenewa, Swiss.

Sebelumnya para ilmuwan meyakini bahwa virus korona berasal dari hewan dan menular pada manusia dan penularan itu mungkin terjadi dari sebuah pasar di Wuhan yang menjual daging dari hewan liar yang eksotik. Namun sejauh ini belum ada konfirmasi yang mengungkap keyakinan itu. AFP/I-1

Baca Juga: