JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), pada Selasa (18/4), memperingatkan pandemi Covid-19 masih bergejolak, dan mungkin ada masalah lebih lanjut sebelum virus menetap ke dalam pola yang dapat diprediksi.

Dilansir oleh The Straits Times, dalam 28 hari terakhir, lebih dari 23 ribu kematian dan tiga juta kasus baru telah dilaporkan ke WHO, dalam konteks pengujian yang jauh berkurang. "Sementara jumlahnya menurun, masih banyak orang yang meninggal dan masih banyak orang yang sakit," kata Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, pada konferensi pers.

Dia mengatakan virus pernapasan itu tidak berpindah dari pandemi ke fase endemik, melainkan berpindah ke tingkat aktivitas rendah dengan potensi puncak epidemi musiman. "Kami tidak mematikan tombol pandemi," kata Ryan. "Kemungkinan besar kita akan melihat... jalan bergelombang menuju pola yang lebih dapat diprediksi," ungkapnya.

Komite darurat WHO untuk Covid-19 bertemu setiap tiga bulan dan akan berkumpul pada awal Mei.

Seperti pada pertemuan sebelumnya, itu akan memutuskan apakah virus masih merupakan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), tingkat kewaspadaan tertinggi yang dapat dibunyikan oleh badan kesehatan PBB.

WHO menyatakan Covid-19 sebagai PHEIC pada 30 Januari 2020, ketika terdapat kurang dari 100 kasus dan tidak ada kematian di luar Tiongkok.

Tetapi, baru setelah Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menggambarkan situasi tersebut sebagai pandemi pada Maret 2020, dunia tersentak untuk bertindak.

Ryan mengatakan virus itu tidak akan hilang, dan seperti influenza, masih menyebabkan penyakit pernapasan yang signifikan pada orang yang rentan. Beberapa negara masih memiliki populasi besar orang yang sangat rentan yang tidak divaksinasi, kata Ryan, sementara di negara lain Covid-19 tidak lagi menjadi peristiwa darurat.

Komite Covid-19 memberikan sarannya kepada Tedros, yang memiliki keputusan akhir tentang apakah virus tersebut masih merupakan PHEIC. "Saya berharap ketika komite darurat bertemu pada bulan Mei, mereka akan memiliki saran positif lebih lanjut untuk memberi Tedros seputar penilaian mereka tentang lintasan pandemi dan keberadaan PHEIC atau tidak," kata Ryan.

Pentingnya Vaksinasi

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengimbau masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19, baik dosis pertama hingga booster kedua. Presiden menyebut hal tersebut merupakan salah satu langkah dalam menghadapi tren penyebaran Covid-19 yang kembali meningkat.

"Saat ini penyebaran Covid mulai agak meningkat, namun kita tidak perlu menyikapinya secara berlebihan. Untuk itu saya mengingatkan kembali pentingnya vaksinasi, baik vaksinasi pertama dan kedua, maupun booster yang pertama dan kedua," ucap Presiden Jokowi dalam keterangannya pada Rabu, 19 April 2023, di Istana Kepresidenan Bogor, yang ditayangkan pada kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: