JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atauWorld Health Organization (WHO), baru-baru kni memperingatkan bahwa patogen jamur merupakan ancaman utama yang terus berkembang bagi kesehatan masyarakat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat respons global terhadap resistensi jamur.

Dikutip dari Voice of America, tidak semua jamur yang jumlahnya ribuan di seluruh dunia itu penting. Tetapi beberapa di antara yang penting itu bisa jadi mematikan, terutama pada saat resistensi obat antimikroba meningkat.

Untuk pertama kalinya, WHO menerbitkan daftar 19 patogen jamur prioritas yang mewakili ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. WHO melaporkan, resistensi obat antibakteri menyebabkan lima juta kematian tidak langsung dan 1,3 juta kematian langsung setiap tahunnya.

Pejabat WHO mengatakan, mereka tidak tahu berapa banyak kematian yang disebabkan oleh patogen jamur.

Kepala Teknis Proyek dan Pelaporan untuk KoordinasiResistensi Antimikrobaatau Antimicrobial Resistance (AMR) WHO,Hatim Sati,menuturkan opsi pengobatannya terbatas dan sering kali beracun. Ia mencatat, terdapat empat kelas pengobatan antijamur yang tersedia saat ini.

Masing-masing mengandung beberapa obat. Beberapa kandidat obat lainnya masih dalam tahap penelitian klinis, tambahnya.

"Banyak di antara obat-obat ini yang manjur terhadap patogen jamur. Meski demikian, obat-obat ini juga berisiko. Obat-obat ini dikaitkan dengan banyak efek samping. Banyak di antaranya dikaitkan dengan resistensi sehingga membuat opsi pengobatan yang tersedia menjadi terbatas seandainya tingkat resistensi meningkat," jelas Sati.

WHO melaporkan, infeksi umum seperti candida oral, di mana jamur menumpuk di lapisan mulut atau vaginal thrush, tumbuhnya jamur di area vagina, menjadi semakin resisten terhadap pengobatan.

Direktur Koordinasi AMR Global WHO, Haileyesus Getahun, mengatakan, orang-orang yang paling berisiko terkena infeksi jamur invasif mencakup mereka yang menderita tuberculosis, kanker, HIV-AIDS dan pasien di ICU rumah sakit atau unit perawatan intensif.

"Pandemi Covid-19 juga telah mengungkap tantangan yang kami hadapi dengan infeksi jamur ini. Sebagian besar pasienCovid-19, terutama mereka yang sedang dalam perawatan, terutama di unit ICU, juga dijangkiti infeksi jamur sebagai penyakit sampingan," ujar Getahun.

WHO memperingatkan, penyakit jamur berkembang di seluruh dunia akibat pemanasan global dan peningkatan perjalanan dan perdagangan internasional.

Para penyusun laporan itu mengatakan, mereka memerlukan lebih banyak data dan bukti untuk lebih memahami beban penyakit dan resistensi antijamur tersebut. Mereka mengatakan bahwa informasi menjadi sangat penting untuk memahami besarnya ancaman yang berkembang dan tindakan yang harus diambil untuk menanganinya.

Baca Juga: