MANILA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) pada hari Kamis (17/10), mengatakan, negara-negara Pasifik Barat tidak mungkin memenuhi target Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengurangi kematian dini akibat penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup termasuk kanker dan diabetes, karena lambatnya penurunan konsumsi alkohol dan tembakau.
Dikutip dari The Straits Times, penyakit gaya hidup kronis, seperti serangan jantung, stroke, asma, dan penyakit paru-paru, telah disalahkan atas lebih dari 80 persen kematian di antara 1,9 miliar orang di Pasifik Barat.
Target PBB adalah mengurangi kematian dini hingga sepertiga pada tahun 2030, dan kawasan ini sejauh ini telah mengurangi kematian dini lebih dari 25 persen.
"Kami tidak akan dapat memenuhi tenggat waktu 2030," kata pejabat senior WHO untuk Pasifik Barat, Kidong Park, dalam sebuah pengarahan, seraya menambahkan konsumsi alkohol dan tembakau merupakan salah satu dari sekian banyak faktor risiko.
Negara-negara seperti Mikronesia, Papua Nugini, Filipina, dan Kepulauan Solomon bahkan mengalami peningkatan kematian dini akibat penyakit gaya hidup antara tahun 2000 dan 2019, berlawanan dengan tren penurunan secara keseluruhan di seluruh wilayah.
Park mengatakan penurunan lambat dalam konsumsi alkohol dan tembakau membuat pengendalian penyakit gaya hidup menjadi sulit, karena laju pengurangan masih jauh dari target untuk mengurangi konsumsi alkohol per kapita dalam setahun dan memangkas penggunaan tembakau hingga 40 persen.
"Kita perlu mengurangi, menurunkan konsumsi alkohol. Kita perlu lebih banyak upaya untuk menghentikan konsumsi tembakau," kata Park.
Hanya Australia, Selandia Baru, dan Vanuatu yang mengenakan pajak pada tingkat "praktik terbaik" minimal 75 persen dari harga eceran, kata WHO.
Pejabat senior WHO, Hiromasa Okayasu, juga mendesak negara-negara untuk memperketat aturan mengenai rokok elektronik, dengan alasan "peraturan yang longgar" di beberapa negara anggota.
Mengurangi kematian dini akibat penyakit akibat gaya hidup merupakan salah satu dari serangkaian target yang luas dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, yang mencakup 17 indikator yang mencakup peningkatan akses terhadap pendidikan dan perawatan kesehatan, penyediaan energi bersih, dan perlindungan keanekaragaman hayati.