NEW DELHI - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada hari Selasa (11/6) mengatakan India telah menemukan kasus flu burung pada manusia pertama dalam lima tahun terakhir. "Infeksi virus flu burung H9N2 yang langka terdeteksi pada seorang anak di negara bagian Benggala Barat," kata badan kesehatan global itu.

Dikutip dari Independent, ini adalah kasus kedua di mana manusia tertular flu burung yang diberitahukan India kepada WHO, yang pertama pada tahun 2019.

Anak di Benggala Barat itu dirawat di unit perawatan intensif anak di rumah sakit setempat karena masalah pernapasan parah yang terus-menerus, demam tinggi, dan kram perut pada bulan Februari, dan dipulangkan tiga bulan kemudian. "Anak itu telah pulih dan keluar dari rumah sakit," kata WHO.

Tidak ada orang yang diketahui melaporkan gejala penyakit pernapasan di keluarga, lingkungan sekitar, atau di antara petugas kesehatan di fasilitas kesehatan yang menangani kasus tersebut pada saat pelaporan.

Kasus Sporadis

Namun, badan PBB tersebut memperingatkan kasus sporadis pada manusia dapat terjadi lebih lanjut karena virus ini adalah salah satu virus flu burung yang paling umum beredar pada unggas di berbagai wilayah. Anak berusia empat tahun tersebut dilaporkan terpapar unggas di rumah dan di sekitarnya.

Flu burung ditularkan ke manusia terutama melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui kontak tidak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi, kata badan kesehatan tersebut.

"Bergantung pada inang aslinya, virus influenza A dapat diklasifikasikan menjadi virus flu burung, flu babi, atau jenis virus influenza hewan lainnya," kata WHO.

Menurut WHO, virus flu burung pada manusia umumnya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan, namun juga dapat menyebabkan penyakit parah dan bahkan kematian.

Konjungtivitis, gejala gastrointestinal, ensefalitis, dan ensefalopati juga telah dilaporkan. Badan PBB itu baru-baru ini mengonfirmasi seorang pria Meksiko meninggal setelah tertular jenis flu burung yang disebut H5N2 yang belum pernah ditemukan pada manusia sebelumnya.

"Masyarakat harus menghindari kontak tanpa pelindung dengan unggas hidup, lingkungan berisiko tinggi seperti pasar hewan hidup atau peternakan, dan permukaan yang mungkin terkontaminasi oleh kotoran unggas," saran WHO.

Baca Juga: