JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (21/7) mengumumkan langkah berikutnya dalam peluncuran vaksin malaria resmi pertama di dunia di tiga negara Afrika. Namun kekhawatiran tentang manfaat vaksin ini muncul dari sumber yang tidak terduga yaitu Yayasan Bill dan Melinda Gates, yang bisa dibilang sebagai pendukung terbesar vaksin tersebut.

Pada musim gugur lalu, WHO mendukung vaksin malaria ini dan menganggapnya sebagai terobosan bersejarah dalam memerangi malaria, tetapi pada pekan ini Yayasan Gates mengatakan pihaknya tidak akan lagi mendukung secara finansial program penyuntikannya.

"Vaksin malaria tersebut memiliki tingkat kemanjuran yang jauh lebih rendah daripada yang kita inginkan,'' kata Philip Welkhoff, direktur program malaria pada Yayasan Gates seraya menjelaskan bahwa suntikan itu relatif mahal dan secara logistik sulit untuk diberikan.

Vaksin yang dipasarkan oleh GlaxoSmithKline (GSK) sebagai Mosquirix ini diketahui memiliki keefektifan sekitar 30 persen dan membutuhkan empat dosis.

Kendala besar lainnya adalah dari sisi ketersediaan. GSK mengatakan hanya dapat memproduksi sekitar 15 juta dosis per tahun hingga 2028. WHO memperkirakan bahwa untuk melindungi 25 juta anak yang lahir di Afrika setiap tahun, setidaknya diperlukan 100 juta dosis setiap tahun. Meskipun ada rencana untuk mentransfer teknologi ke pembuat obat India, itu akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum diproduksi. SB/VoA/I-1

Baca Juga: