JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (3/10) mengumumkan sebuah rencana global untuk memerangi demam berdarah dan penyakit lain yang dibawa oleh nyamuk karena penyebarannya yang lebih cepat dan lebih jauh di tengah perubahan iklim.
"Penyebaran cepat penyakit demam berdarah dan penyakit arbovirus lainnya dalam beberapa tahun terakhir merupakan tren yang mengkhawatirkan yang menuntut respons terkoordinasi lintas sektor dan lintas batas," kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah pernyataan.
Dalam laporannya WHO mengatakan jumlah kasus demam berdarah yang dilaporkan hampir dua kali lipat setiap tahun sejak 2021, dengan lebih dari 12,3 juta kasus, termasuk lebih dari 7.900 kematian, dilaporkan hanya dalam delapan bulan pertama tahun 2024. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari 6,5 juta kasus yang dilaporkan sepanjang tahun 2023.
Saat ini diperkirakan empat miliar orang di seluruh dunia berisiko tertular demam berdarah dan arbovirus lainnya, termasuk chikungunya dan zika, dengan jumlah tersebut diperkirakan akan membengkak menjadi lima miliar pada tahun 2050, demikian peringatannya.
Rencana WHO itu ditujukan untuk mendorong respons global yang terkoordinasi, termasuk melalui pengawasan penyakit, kegiatan laboratorium, pengendalian vektor, serta penelitian dan pengembangan perawatan yang lebih baik dan vaksin yang efektif. SB/AFP/I-1