JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), pada Selasa (20/2), menyuarakan kekhawatiran atas cepatnya penyebaran penyakit campak, dengan lebih dari 306.000 kasus dilaporkan di seluruh dunia pada tahun lalu, meningkat sebesar 79 persen dari tahun 2022.

"Kami sangat prihatin dengan campak di dunia," kata Natasha Crowcroft, penasihat teknis WHO untuk campak dan rubela.

Namun, dia menekankan kasus campak biasanya tidak dilaporkan secara signifikan, dan jumlah sebenarnya pasti jauh lebih tinggi.

Dikutip dari Barron, untuk mendapatkan angka yang lebih akurat, WHO membuat model angka tersebut setiap tahun, dengan perkiraan terbaru menunjukkan terdapat 9,2 juta kasus dan 136.216 kematian akibat campak pada tahun 2022.

Pemodelan seperti itu belum dilakukan pada tahun lalu, namun Crowcroft menunjukkan pada tahun 2022 telah terjadi lonjakan kematian sebesar 43 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Mengingat jumlah kasus yang membengkak, kami juga mengantisipasi peningkatan kematian pada tahun 2023. Tahun ini akan menjadi tahun yang sangat menantang," katanya kepada wartawan di Jenewa, melalui tautan video dari Kairo.

Dia memperingatkan lebih dari separuh negara di dunia saat ini diyakini berisiko tinggi terkena wabah campak pada akhir tahun ini. Sekitar 142 juta anak diperkirakan rentan jatuh sakit.

Menyerang Anak-anak

Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan menyerang terutama anak-anak. Komplikasi paling serius termasuk kebutaan, pembengkakan otak, diare, dan infeksi saluran pernapasan parah.

Penyebab utama peningkatan angka tersebut adalah kemunduran cakupan imunisasi. Setidaknya 95 persen anak-anak perlu mendapatkan vaksinasi lengkap terhadap penyakit ini di suatu wilayah untuk mencegah wabah, namun tingkat vaksinasi global telah merosot menjadi 83 persen.

Ada banyak kesenjangan dalam distribusi kasus, dan terlebih lagi dalam hal kematian. Crowcroft mengatakan 92 persen dari seluruh anak yang meninggal akibat campak, hidup di antara kurang dari seperempat populasi global, terutama di negara-negara berpenghasilan sangat rendah.

Sebelumnya, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan meskipun ada beberapa yang meragukan, saat ini terdapat 30 lebih penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan vaksin mencegah lebih dari 4 juta kematian setiap tahunnya.

Baca Juga: