MOSKOW- Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan, peningkatan kasus virus korona baru dan kematian dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan ctren yang mengkhawatirkan.

"Saat ini, kami melihat lonjakan kasus Covid-19 selama tujuh minggu berturut-turut serta peningkatan dalam jumlah kematian selama empat minggu terakhir," kata Kepala Perwakilan WHO untuk Russia Melita Vujnovic, Minggu (18/4) waktu setempat.

"Ini adalah tren yang mengkhawatirkan karena kami terus melihat dampak dari kemunculan varian baru virus korona, pencabutan tindakan pembatasan, dan distribusi vaksin yang tidak adil antarnegara," ujarnya.

Vujnovic mengatakan, masyarakat di seluruh dunia telah menerima lebih dari 780 juta dosis vaksin virus korona. Meskipun ada kemajuan signifikan yang dicapai di 194 negara dan wilayah dari 220 negara dan wilayah yang telah meluncurkan program vaksinasi, ketidakseimbangan distribusi vaksin global yang mencolok masih tetap terjadi.

Salah satu negara yang mengalami pelonjakan kasus harian Covid-19 adalah India. Kasus virus korona di India melonjak dan mencapai rekor 273.810 pada Senin (19/4). Rumah sakit-rumah sakit India saat ini sedang berjuang karena kekurangan tempat tidur dan pasokan oksigen. Kematian akibat Covid-19 di India tercatat bertambah 1.619 menjadi total 178.769.

Media sosial dibanjiri orang-orang yang mengeluh tentang kurangnya tempat tidur, tabung oksigen dan obat-obatan, dan kelompok warga yang menyebarkan nomor telepon bantuan dan dukungan sukarela.

Meski infeksi melonjak, sayangnya politisi di negara itu terus menggelar kampanye dengan pengerahan massa di seluruh negeri untuk pemilihan negara bagian. Kritik terhadap Perdana Menteri Narendra Modi meningkat setelah pemerintah membiarkan festival keagamaan dan rapat umum pemilihan yang dihadiri oleh ribuan orang.

Para pemimpin termasuk Menteri Dalam Negeri Amit Shah akan mengadakan road show dan pertemuan publik lebih lanjut pada Senin.

Ibu kota India, New Delhi, mencatat 25.500 kasus virus korona dalam periode 24 jam, dengan sekitar satu dari tiga orang dites positif. Pemerintah setempat memutuskan untuk mengunci wilayah itu (lockdown) agar pandemi tidak semakin menular.

Vaksinasi di AS

Sementara itu, lebih dari separuh orang dewasa di Amerika Serikat (AS) setidaknya telah mendapatkan satu dosis vaksin covid-19. Hal itu terungkap dalam data yang ditampilkan pemerintah AS.

Setidaknya 130 juta warga AS yang berusia 18 tahun atau lebih telah menerima vaksin covid-19, mewakili 50,4 persen populasi orang dewasa, menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Sekitar 84 juta orang dewasa telah menerima dosis penuh vaksin covid-19 atasu 32,5 persen populasi.

AS merupakan pemimpin dunia di bidang vaksinasi covid-19. Namun, meningkatnya angka infeksi covid-19 menyebabkan penasihat pandemi AS Anthony Fauci mengatakan negara adidaya itu tetap harus waspada. Kampanye vaksinasi AS mengalami masalah ketika otoritas kesehatan melaporkan enam kasus dimana perempuan muda mengalami pengumpalan darah setelah menerima vaksin covid-19 Johnson & Johnson.

Panel pakar AS tengah mengevaluasi masalah itu dan akan mengambil keputusan mengenai hal itu paling lambat Jumat (23/4). "Saya rasa kami akan tetap menggunakan vaksin itu," ujar Fauci sembari mengatakan akan ada peringatan atau pembatasan penggunaan vaksin covid-19 Johnson & Johnson. n SB/AFP/P-4

Baca Juga: