JENEWA - Ketua Tim WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove, mengatakan dunia masih tampak kebingungan dalam menangani Covid-19, sebagai pertanda masih jauh dari kata usai.

"Kita berada di titik kritis dalam pandemi sekarang, lintasan pandemi ini meningkat selama tujuh minggu berturut-turut," kata Maria van Kerkhov, Senin (12/4) waktu setempat. "Jika Anda melihat kurva epi (epidemi) dan lintasan pandemi kanan sekarang, itu tumbuh secara eksponensial," tambahnya.

Sebagai bukti, adanya peningkatan 9 persen kasus minggu lalu atau meningkat tujuh minggu berturut-turut, termasuk naiknya angka kematian 5 persen.

Data lain menunjukkan, India telah mengambil alih posisi Brasil sebagai negara dengan jumlah infeksi tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Saat ini, India sudah menggunakan 105 juta dosis vaksin dari total populasi 1,4 miliar.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, walaupun masih tampak kebingungan menangani Covid-19, tetapi sudah terkendali dalam beberapa bulan dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat.

Sejauh ini, sekitar 780 juta vaksin telah diberikan secara global. Akan tetapi, langkah-langkah protokol kesehatan, termasuk memakai masker dan menjaga jarak fisik, harus terus diterapkan untuk membalikkan keadaan ini.

"Kami juga ingin melihat masyarakat dan ekonomi dibuka kembali, dan perjalanan serta perdagangan dilanjutkan," kata Tedros dalam jumpa pers.

Penularan Covid-19 akhirnya ini didorong oleh kebingungan, kepuasan diri, dan ketidakkonsistenan dalam tindakan kesehatan masyarakat.

Tedros mengatakan, di beberapa negara, meskipun transmisi terus berlanjut, restoran dan klub malam penuh dan pasar terbuka serta penuh sesak dengan sedikit orang yang melakukan tindakan pencegahan.

"Beberapa orang tampaknya mengambil pendekatan bahwa jika mereka relatif muda, tidak masalah jika mereka tertular Covid-19," katanya.

Percepat Vaksinasi

Di tempat terpisah, Presiden Bank Dunia, David Malpass, bertemu dengan Ketua Aliansi vaksin Gavi José Manuel Barroso. Mereka membahas pentingnya negara-negara dengan kelebihan pasokan vaksin Covid-19 melepaskannya sesegera mungkin.

Malpass mengungkapkan keinginannya untuk bekerja sama dengan Gavi dalam strategi 2022, termasuk membantu memperluas kapasitas produksi vaksin untuk negara berkembang.

Kedua pejabat itu juga membahas perlunya transparansi lebih oleh negara, pemasok dan mitra pembangunan tentang kontrak vaksin, dan mengenai ekspor nasional serta komitmen dan persyaratan pasokan.

"Dalam pertemuan Malpass dan Barroso membahas tantangan yang dihadapi dalam akuisisi dan penyebaran vaksin Covid-19 oleh negara-negara berkembang dan pentingnya negara-negara dengan pasokan vaksin berlebih untuk merilisnya sesegera mungkin," kata Bank Dunia.

Malpass terang-terangan menyatakan tentang perlunya mempercepat vaksinasi untuk mengatasi pandemi dan membatasi kerusakan ekonomi lebih lanjut. Pekan lalu, dia memperingatkan lambatnya peluncuran vaksin di Eropa dapat membebani pertumbuhan ekonomi kawasan.

Pada Senin, Bank Dunia mengatakan telah berkomitmen 1,7 miliar dollar AS dari 12 miliar dollar AS yang telah disediakan untuk pengembangan, distribusi, dan produksi vaksin di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan sekitar empat miliar dollar AS diharapkan akan disetujui pada pertengahan tahun. n SB/AFP/P-4

Baca Juga: