WHO menyuarakan kekhawatiran atas kelangkaan masker dan peralatan pelindung kesehatan. Kelangkaan itu menghambat petugas kesehatan untuk menolong dan mengentaskan wabah ini.

BEIJING - Lembaga Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Health Organization (WHO) pada Rabu (4/3) menyuarakan keprihatinan atas kelangkaan masker dan peralatan pelindung lainnya yang digunakan oleh petugas kesehatan yang persediaannya menipis karena meningkatnya permintaan, penimbunan dan penyalahgunaan. Keprihatinan itu dilontarkan Who ditengah semakin meningkatnya laporan wabah virus korona (Covid-19) di sejumlah negara-negara dunia.

"Kita tidak dapat menghentikan Covid-19 tanpa melindungi petugas kesehatan," kata ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa.

Menurut WHO, akibat kelangkaan harga masker kini telah melonjak sebesar enam kali lipat, sementara alat perlindungan kesehatan lainnya meningkat harganya hingga tiga kali lipat.

Dalam konferensi pers itu Ghebreyesus pun mengatakan WHO telah mengirim lebih dari setengah juta set alat pelindung diri ke 27 negara, tetapi memperingatkan bahwa persediaan alat perlindungan kesehatan cepat habis dah hal ini bisa fatal jika tak segera ada solusinya.

Kekurangan alat perlindungan kesehatan di Tiongkok telah menyebabkan ribuan pekerja medis terinfeksi dan puluhan dari mereka sekarat. Laporan itu telah mendorong Tiongkok untuk meningkatkan pasokan alat perlindungan kesehatan agar wabah penularan virus korona ini bisa segera tertanggulangi.

Kelangkaan masker pun dilaporkan terjadi di Korea Selatan (Korsel). Setidaknya ada 500 orang antre di luar sebuah supermarket di Seoul hanya untuk membeli masker ini pada Rabu kemarin.

Kelangkaan pun dilaporkan terjadi di Russia. Pada Rabu, Kremlin bahkan hingga mengeluarkan dekrit untuk melarang ekspor masker dan alat perlindungan kesehatan lainnya untuk menjamin stabilnya pasokan barang-barang itu bagi petugas medis yang merawat pasien virus korona dan masyarakatnya.

Pembatasan Pemerintah

Sementara itu tingginya kasus virus korona di Italia telah menyebabkan pemerintah setempat pada Rabu mengeluarkan imbauan bagi warganya agar membatasi berciuman atau berjabat tangan saat menyapa orang lain untuk membatasi penyebaran Covid-19.

Imbauan itu dikeluarkan setelah penyebaran virus korona di Negeri Pizza itu melonjak dengan amat cepat dibandingkan dengan penyebaran di wilayah Tiongkok tengah sejak awal penyebaran terjadi pada pengujung tahun lalu.

Selain imbauan untuk membatasi ciuman dan jabatan tangan, pemerintah Italia juga menyarankan warganya agar menghindari saling bebbagi minum dari botol atau gelas yang sama. Pemerintah di sana pun menganjurkan pada warganya agar menghindari kerumunan orang agar terhindar dari penularan virus korona. eko/AFP/I-1

Baca Juga: