JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi jelang akhir pekan ini. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sejumlah sentimen internal dan eksternal.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang memperingatkan potensi aksi ambil untuklng atau profit taking dalam perdagangan, hari ini (18/10). Alrich memproyeksilan IHSG dalam perdagangan, Jumat (18/10), bergerak di level resistance 7.750 dan support 7.650, dengan pivot di level 7.700.

Untuk sentimen dari luar negeri, dia melihat pasar cemas dengan pelemahan perdagangan global seiring melemahnya kinerja ekspor beberapa negara maju, terutama Jepang dan Amerika Serikat (AS). Dari dalam negeri, fokus pasar tertuju pada pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (17/10) sore, ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 94,22 poin atau 1,23 persen ke posisi 7.743,16, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 12,62 poin atau 1,33 persen ke posisi 961,83.

"IHSG dan bursa regional Asia menguat, pasar fokus perhatian pada bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa serta janji China untuk dukungan sektor properti. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga dalam di sisa tahun ini, dengan pemotongan 25 basis poin pada bulan November menjadi semakin mungkin," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Pada saat sama, bank sentral Eropa (ECB) diperkirakan menerapkan pemotongan suku bunga lagi.

Sebelumnya, Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) berturut-turut mulai November 2024 hingga Juni 2025 ke kisaran suku bunga terminal 3,25 sampai 3,5 persen.

Baca Juga: