YOGYAKARTA - Perubahan iklim membuat suhu permukaan bumi meningkat dan udara menjadi lebih kering. Hal ini bisa mengakibatkan tingkat kebakaran hutan di seluruh dunia meningkat.
Rentang waktu antarkejadian kebakaran hutan, khususnya di Australia, makin hari makin memendek sehingga waktu bagi vegetasi hutan untuk memulihkan ekosistemnya makin tidak ada.
"Akibat nyata yang sudah mulai terlihat adalah potensi besar perubahan ekosistem secara keseluruhan. Hutan tak bisa kembali menjadi hutan dan berubah bentuk menjadi padang rumput. Seluruh ekosistem di dalamnya lenyap dan rentetan akibatnya tentu harus siap-siap kita hadapi," kata Pakar Ekologi Tumbuhan Mudroch University, Neal Enright, saat memberikan kuliah tamu di Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam kuliah tamu yang mengangkat tema Fire-Climate Change Interactions Threaten Woody Species Persistence: Testing The Interval Squeeze Model, Neal memaparkan hasil penelitiannya mengenai dampak perubahan iklim terhadap tumbuhan berkayu.
Dalam penelitiannya, Neal juga menemukan bahwa kebakaran hutan telah berakibat pada mengecilnya ukuran biji beberapa jenis tumbuhan dan produksinya pun juga menurun. Perubahan lingkungan telah memicu respons dari tumbuhan untuk terus bertahan yakni dengan mengecilkan ukuran dan meminimalisir regenerasinya. YK/E-3