Selain penguatan konsumsi domestik, pemerintah perlu menggenjot investasi untuk memperkuat perekonomian dalam negeri di tengah ketidakpastian global.
JAKARTA - Pemerintah perlu mengantisipasi dampak dari ketidakpastian ekonomi global terhadap perekonomian domestik. Selain mendorong investasi, penebalan jaringan pengaman juga perlu dilakukan agar daya beli kelompok miskin dan rentan tidak tergerus.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, mengatakan Indonesia memasuki 2023 dengan ketidakpastian ekonomi tinggi karena menghadapi ancaman resesi global.
Sepertiga negara di dunia terancam mengalami resesi, sebagai dampak dari pengetatan kebijakan moneter untuk menekan inflasi yang meningkat di seluruh dunia. Kondisi inflasi yang naik membuat stabilitas harga terganggu.
Dia mengatakan ketika sepertiga dunia mengalami resesi, dua pertiga negara pasti terkena dampaknya. "Indonesia tidak termasuk negara yang akan terkena resesi, tetapi harus mengantisipasi ancaman resesi tersebut dengan melakukan kepastian berusaha," ungkapnya di Jakarta, Selasa (31/1).
Untuk itu, lanjutnya, salah satu yang penting di Indonesia adalah kepastian berusaha. Undang-Undang Cipta Kerja yang sudah dikeluarkan perppunya diharapkan dapat menciptakan kepastian sehingga Indonesia bisa menghadapi resesi dunia.
Perppu Cipta Kerja merupakan bentuk penyempurnaan UU Cipta Kerja melalui mekanisme partisipasi publik. Tujuannya untuk menciptakan lapangan kerja dengan meningkatkan kemudahan dan kepastian berusaha, pertumbuhan investasi, serta perlindungan dan pemberdayaan bagi pelaku UMKM di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Dengan keluarnya perppu ini, kita bisa memperbaiki aturan perundang-undangan kita untuk membuat supaya perekonomian kita bisa menghadapi kondisi tidak ideal di dunia ini, memperbaiki iklim investasi, menguatkan investasi di Indonesia, dan menciptakan lapangan kerja, dan kita bisa menghadapi ketidakpastian dunia dengan lebih baik," ujar Wamenkeu.
Secara terpisah, Peneliti Ekonomi Indef, Nailul Huda, mengatakan selain mengandalkan konsumsi domestik untuk mendorong pertumbuhan, pemerintah perlu menggenjot peningkatan investasi.
Dengan investasi tinggi bisa menyerap tenaga kerja lokal dan mengentaskan kemiskinan. Namun, lanjutnya investasi ini juga harus mengutamakan konsumsi produk lokal.
"Jika konsumsi produk lokal tinggi tentu akan mengerek ekspor. Inilah yang disebut pertumbuhan ekonomi berkualitas," tegas Huda.
Jaring Pengaman
Ekonom Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefki, mengatakan meskipun tak separah yang dialami negara negara maju, Indonesia perlu mengantisipasi dampak dari ancaman resesi ekonomi global. Dia memperingatkan Indonesia perlu mengantisipasi perlambatan ekonomi domestik akibat penurunan permintaan global.
"Ini perlu diantisipasi dampaknya khususnya terhadap masyarakat miskin dan rentan, pemerintah perlu memperhatikan targeting dan penebalan jaring pengaman sosial," tandas Riefky.