JAKARTA - Masa liburan akhir tahun 2023 telah tiba. Agar tetap sehat selama liburan terutama yang bepergian ke luar kota, waspadai gangguan kolesterol, bahaya tersembunyi dalam makanan yang sering kali tidak terlihat dan bergejala.

Dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah - Puri Indah dr. Wirawan Hambali, Sp. P. D, menerangkan, kolesterol adalah lemak yang beredar di dalam tubuh. Di dalam darah, lemak ini dibawa oleh protein.

"Gabungan keduanya disebut dengan lipoprotein. Dalam kadar yang sesuai, kandungan tersebut sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh dalam membantu membangun sel-sel baru, membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna lemak," terangnya melalui siaran pers Jumat (22/12).

Selain itu, senyawa tersebut juga dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan, produksi hormon, dan membentuk vitamin D. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi, hal tersebut dapat membahayakan tubuh karena akan menyebabkan berbagai penyakit dan komplikasi.

"Kolesterol disebut mengalami gangguan, apabila nilainya berada di luar dari rentang nilai normal yang seharusnya. Dua jenis utama lipoprotein adalah lipoprotein dengan kepadatan rendah (LDL) atau kolesterol jahat," kata dia.

Kolesterol LDL disebut jahat, karena peningkatan di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko pembentukan plak dalam pembuluh darah arteri. Jal ini dapat menimbulkan penyempitan aliran darah dan menyebabkan masalah pada jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.

"Sedangkan lipoprotein dengan kepadatan tinggi (HDL) atau kolesterol baik berfungsi untuk membantu mengangkut kolesterol (membersihkan/scavenger) dari pembuluh darah arteri untuk kembali ke dalam hati," papar dr. Wirawan.

Prevalensi gangguan kolesterol di dunia dan Indonesia Gangguan kolesterol adalah masalah kesehatan global yang cukup umum. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kadar kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit pembuluh darah jantung dan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian di dunia.

Di Indonesia prevalensi gangguan kolesterol sendiri juga cukup tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia (RISKESDAS 2018), proporsi penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun yang mengalami gangguan kolesterol adalah sekitar 21,2 persen (Kadar Kolesterol Total 200-239 mg/dL), dan 7,6 persen (Kadar Kolesterol >= 240 mg/dL). Ini menunjukkan bahwa banyak orang di Indonesia berisiko terkena penyakit jantung dan stroke akibat gangguan kolesterol.

Kriteria diagnosis gangguan kolesterol. Kolesterol total dengan nilai di atas 200 miligram (mg) per desiliter (dL) dianggap tinggi, Kolesterol LDL dengan nilai di atas 100 mg per dL dianggap tinggi. Kolesterol HDL dengan nilai di bawah 40 mg per dL pada pria dan 50 mg per dL pada wanita dianggap rendah. Trigliserida dengan nilai di atas 150 mg per dL dianggap tinggi.

Di luar kriteria yang berlaku umum, terdapat juga kriteria yang berlaku spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan, penyakit, serta profil risiko yang dimiliki. Sebagai contoh berdasarkan panduan dari ESC (European Society of Cardiology) 2019, pasien gangguan kolesterol yang memiliki tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg atau menyandang diabetes melitus lebih dari 10 tahun, dianjurkan untuk mencapai kadar kolesterol LDL di bawah 70 mg/dL.

Berdasarkan panduan yang sama, pasien gangguan kolesterol yang disertai dengan penyakit pembuluh darah aterosklerosis, dianjurkan untuk mencapai kadar kolesterol LDL di bawah 55 mg per dL. Bagi yang memiliki kondisi tersebut, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi terkait penyakit pembuluh darah, sehingga diharapkan dapat mencapai kadar kolesterol LDL yang lebih rendah.

Gejala

Dokter Wirawan meminta masyarakat untuk berhati-hati, karena kadar kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, gejala baru terasa saat kondisi ini mengarah pada pembentukan plak di dalam pembuluh arteri.

Plak dapat mempersempit arteri sehingga hanya sedikit darah yang dapat melewatinya. Pembentukan plak mengubah susunan lapisan arteri. Saat terjadi pengendapan pada dinding arteri, terjadi penurunan aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.

"Kadar kolesterol tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke, sampai serangan jantung," ucapnya.

Faktor Risiko

Pola makan yang tidak sehat sering kali dianggap sebagai faktor utama seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Menyambut libur akhir tahun, ada baiknya tetap 'sadar' dalam memilih jenis makanan maupun minuman yang akan dikonsumsi.

Ia menyarankan untuk waspada terhadap makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh dan gula karena dapat meningkatkan kadar kolesterol. Selain pola makan yang tidak sehat, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan kolesterol.

Pertama, kurangnya aktivitas fisik: Kehidupan yang kurang aktif/sedentary lifestyle dapat berkontribusi pada munculnya gangguan kolesterol. Kedua, faktor genetik seperti riwayat keluarga dengan gangguan kolesterol dapat meningkatkan risiko gangguan kolesterol.

Ketiga, usia menjadi salah satu risiko gangguan kolesterol semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Keempat adalah merokok. Kebiasannya ini dapat mengurangi kadar HDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung

Pencegahan

Pencegahan dan pengelolaan gangguan kolesterol adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan. Beberapa langkah yang dapat dambil meliputi merubah gaya hidup, dengan menerapkan pola makan sehat dengan menghindari makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, makanan olahan, makanan dengan kadar garam dan kadar gula tinggi.

Peningkatan aktivitas fisik juga dapat membantu mencegah dan mengelola gangguan kolesterol. Penting juga untuk menghindari alkohol dan menghentikan kebiasaan merokok. Jika aktivitas fisik kurang membantu dapat menggunakan obat-obatan.

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup efektif, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol. Perlu diingat bahwa penggunaan obat-obatan jenis statin dapat memberikan dampak pada kehamilan.

"Penggunaan obat statin pada wanita usia produktif, terkait dengan manfaat dan risiko yang dapat ditimbulkan, dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis penyakit dalam," jelasnya.

Pemeriksaan kadar kolesterol secara rutin dapat dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter spesialis penyakit dalam. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah profil lipid di laboratorium. Setelah itu mengedukasi diri dengan memperkaya dengan informasi tentang gangguan kolesterol dan dampaknya pada kesehatan.

"Pengetahuan yang lebih baik dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan kesehatan Anda," kata dr. Wirawan.

Ia menegaskan, selama liburan masyarakan disarankan untuk menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang selama liburan. Hal ini agar kondisi tubuh tetap fit dan bugar, sempatkan juga berolahraga, serta istirahat yang cukup.

Baca Juga: