Masalah serius tengah dihadapi Indonesia dalam memberantas peredaran narkotika. Karena itu dibutuhkan figur pemimpin BNN yang mumpuni untuk mengemban tugas berat tersebut.

Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Pol), Budi Waseso yang akrab disapa Buwas menginginkan ada regenerasi yang berkelanjutan di BNN sehingga lembaga tersebut mampu mengatasi peredaran narkotika secara efektif. Buwas yakin akan semakin banyak sosok muda yang potensial untuk memimpin BNN. Para personel BNN sudah memahami duduk persoalan peredaran narkotika di Indonesia sehingga mereka layak memimpin BNN.

Karena itulah Buwas berharap, para juniornya di BNN mendapatkan prioritas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dipilih menduduki posisi pimpinan. "Saya sudah memberikan surat pada Pak Presiden tentang kriteria yang bisa kira-kira menjadi pedoman Beliau lah. Masukan untuk mengganti saya nanti karena tidak mungkin saya terus," kata Buwas dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Selasa (6/2).

Buwas sendiri akan memasuki masa pensiun pada Maret 2018. Karena itu tersiar kabar Markas Besar Polri mengaku telah menyiapkan calon pengganti Budi Waseso sebagai Kepala BNN. Pemilihan calon Kepala BNN ini akan melalui proses di Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri.

Posisi Kepala BNN sendiri akan diisi jenderal bintang tiga atau berpangkat Komisaris Jenderal. Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP, Junimart Girsang, mengatakan, untuk menjadi Kepala BNN, tidak harus berasal dari unsur Polri. Menurutnya, yang menjadi syarat utama untuk menjadi KaBNN adalah siapapun orang yang memiliki pengalaman di bidang narkotika, profesional, objektif dan mampu memahami anatomi narkotika itu sendiri.

Junimart menilai, dalam Pasal 69 huruf e UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, untuk dapat diusulkan menjadi Kepala BNN, seorang calon harus memiliki syarat berpengalaman paling singkat lima (5) tahun dalam penegakkan hukum dan paling singkat dua (2) tahun dalam pemberantasan narkotika.

Ia pun mengungkapkan, pemilihan Komjen Budi Waseso kala itu menjadi Kepala BNN sudah tepat, karena sudah pernah malang melintang di bidang reserse Mabes Polri sebagai Kabareskrim. Namun, lanjut Junimart, itu tidak bisa dijadikan preseden dalam setiap penujukkan Kepala BNN harus dari unsur Polri.

"Tidak mesti polisi, yang penting memenuhi pasal dalam undang-undang," ujar Junimart Girsang. Oleh karena itu salah satu yang ia anggap pantas menggantikan Budi Waseso sebagai Kepala BNN adalah Irjen Pol Arman Depari yang berasal dari Deputi Bidang Pemberantasan BNN. Ia meminta kepada Budi Waseso, agar mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi, bahwa tidak usah repot-repot menunjuk orang di luar BNN, di internal BNN pun ada yang memiliki kompetensi tersebut.

Target Pasar

Di hadapan Komisi III DPR Buwas mengungkapkan, ada 620 ton bahan narkotika inti yang akan masuk ke Indonesia dari Timor Leste. Hal ini menujukkan Indonesia masih menjadi negara tujuan pemasaran narkotika. Untuk itu, perlu penguatan di setiap pintu-pintu masuk negara dalam hal pengawasan peredaran narkotika.

Ia juga mengatakan, jumlah sarana dan prasarana di BNN masih kalah oleh jumlah ancaman yang dihadapi. Contoh, di Manado, bandar udaranya tidak memiliki mesin x ray, sehingga penerbangan dari Tiongkok ke Manado bisa dengan leluasa menjadi pintu masuk. "Dari segi teknologi, kemampuan negara kita masih lemah mengawasi narkotika," imbuhnya. rag/AR-3

Baca Juga: