JAKARTA - Sejumlah warga Jakarta Utara mengaku mulai kesulitan menemukan toko alat kesehatan yang menjual tabung gas oksigen baru.
Adi Setiawan, salah satu warga Jakarta Utara pada Kamis mengaku kesulitan menemukan tabung alat bantu pernapasan bagi anggota keluarganya yang terpapar Covid-19.
Adi mengaku sudah berkeliling di sekitar Koja, tapi akhirnya baru ketemu dua toko isi ulang oksigen. Salah satunya toko alat kesehatan di Jalan Plumpang Semper, Koja, Jakarta Utara, milik Arios Aritonang (59).
"Sangat susah (mencari toko yang menjual tabung oksigen). Ini sudah keliling, ketemu dua lapak," kata Adi saat ditemui wartawan.
Warga lainnya mengaku salah satu anggota keluarganya mengalami gejala sesak napas. Hal itulah yang mendesaknya untuk segera mencari tabung oksigen tersebut. "Cari buat keluarga, ada yang sesak nafas," katanya.
Kasus positif Covid-19 di Ibu Kota yang sangat tinggi membuat peminat tabung oksigen sebagai alat bantu pernapasan meningkat tajam.
Menurut Aritonang, pemilik salah satu toko tabung oksigen, stok tabung baru sudah habis sejak dua pekan lalu. Kini tokonya hanya melayani jasa isi ulang gas. Itu pun sudah mulai sulit karena angka permintaan melonjak drastis hingga sepuluh kali lipat dari biasanya.

Naik 10 Kali Lipat
Kalau situasi normal, kata Aritonang, permintaan oksigen hanya sekitar 10 meter kubik (m3) kini bisa lebih dari 100 m3. "Tadinya 10 (meter) kubik, sekarang 100 kubik sehari, bahkan lebih," kata Aritonang.
Bahkan, pembeli yang mengunjungi toko Aritonang tersebut bisa datang dari berbagai daerah di luar Jakarta. "Pembelinya ada juga dari Bogor, Tangerang, Bekasi, juga ada yang nelpon kami, banyak dari luar daerah," ujar Aritonang.
Aritonang merasa cukup prihatin dengan kondisi pandemi di Indonesia. Ia tidak menaikkan tarif isi ulang tabung oksigen yang berkisar antara 30.000 sampai 50.000 rupiah itu.
Aritonang mengatakan selama kurang lebih empat tahun berjualan, baru kali ini permintaan isi ulang tabung oksigen meningkat lebih dari 10 kali lipat dari biasanya.
Aritonang tidak menaikkan tarif isi ulang gas selama empat tahun berjualan oksigen karena tidak ingin menyusahkan mereka yang membutuhkan.
Itu baru harga isi ulang. Kalau tabung baru, Aritonang tidak tahu harganya sekarang karena stok di toko pun kosong sejak dua pekan lalu.
"Sekarang sudah enggak tahu karena kosong barangnya, tapi saya lihat di (situs jual-beli) online 3-4 juta rupiah. Padahal dua minggu lalu masih saya jual 950.000 rupiah," kata Aritonang. jon/Ant/S-2

Baca Juga: