BALI - Warga Klungkung, Bali mendapat bantuan pembangunan instalasi air terpadu dari Kementerian Sosial (Kemensos). Bantuan tersebut marupakan bagian dari peringatan Hati Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2022 pada 20 Desember.

"Di Bali baru di sini. Karena air akan berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat," ujar Menteri Sosial, Tri Rismaharini, usai meninjau instalasi air terpadu, di Klungkung, Rabu (21/12) lalu.

Dia mengatakan, pihaknya juga sudah membuat instalasi serupa di daerah lain seperti Asmat di 9 titik dan Banten di 7 titik. Pembangunannya sendiri bukan merupakan sesuatu yang sulit dan tidak membebani masyarakat.

"Kapasitasnya untuk air bersih itu dua liter per detik untuk 200 KK.Itu menggunakan solar sell jadi nggak bebani masyarakat untuk listriknya," jelasnya.

Risma memastikan, pembangunan instalasi air juga memperhatikan kebutuhan masyarakat. Salah satunya penyediaan air siap minum untuk warga sekolah untuk mencapai 12.000 liter per hari atau dapat dikonversi menjadi 600 galon.

"Memang di setiap membuat ini ada 1 air siap minum, 1 nya air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Nah di sekolah ini kita aliri air minum sehingga bisa digunakan," tandasnya.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non Alam (PSKBSNA) Kemensos Mira Riyati Kurniasih mengungkapkan kebutuhan krusial warga yang harus segera dipenuhi. Dampak terhadap kebutuhan air yang tidak terpenuhi bisa menimbulkan konflik di tengah-tengah warga.

"Karena bisa kita bayangkan ya, air itu 'kan menjadi kebutuhan pokok warga. Ketika air saja sulit didapatkan, bisa dipastikan ada dampak lanjutan atau konflik yang akan ditimbulkan," terangnya.

Masyarakat Terbantu

Salah seorang warga Klungkung, Ketut Mulyani menuturkan, dirinya tak perlu lagi bolak balik ke kali sungai hanya untuk mencuci pakaian. Dia dan 6 anggota keluarga lainnya tak perlu menampung air hingga semalaman untuk bisa mandi esok paginya.

Meski di rumah sudah ada saluran air sebelumnya, tapi air sulit mengalir. Menurutnya, kondisi tersebut juga dialami sejumlah warga di sekitar tempat tinggalnya. "Senang sekali, airnya sudah lancar. Sekarang, mau nyuci kapan pun, mau pagi, siang, sore juga bisa, ga perlu repot jalan dulu ke kali," katanya.

Guru SDN 1 Kamasan, Ni Nengah Ardini, mengatakan, dalam satu tahun terakhir yang diakuinya tidak lancar. Kebutuhan air di sekolah menjadi penting lantaran anak-anak usia SD perlu menjaga kebersihan sebelum dan sesudah beraktivitas di dalam kelas.

"Kami, pihak sekolah di sini berharap dengan adanya bantuan air bersih, aliran air bisa lebih lancar. Jadi, kami di sekolah tidak kebingungan mencari air saat dibutuhkan, dan tidak kelabakan meladeni anak-anak," ucapnya.

Baca Juga: