Satgas Penanganan Covid-19 menyampaikan hingga saat ini penerima dosis kedua vaksin Covid-19 mencapai 157.974.507 orang.

JAKARTA - Masyarakat diajak untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat Ramadan, kendati pemerintah melakukan sejumlah pelonggaran dalam berbagai aktivitas. Ini diingatkan karena aktivitas masyarakat saat Ramadan cenderung meningkat.

"Tahun ini, kita mencoba normal seperti dulu, tapi prokes harus tetap dijaga. Jadi, tidak apa-apa berinteraksi seperti dulu, tapi dengan kehati-hatian," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam diskusi daring FMB9 yang diikuti dari Jakarta, Senin (28/3).

Wiku mengatakan aktivitas warga dimulai lebih dini dan diakhiri lebih larut. Tingginya aktivitas itu berisiko terjadi penularan sehingga menjaga prokes menjadi kunci utama untuk menghindari risiko tersebut.

Kasus positif dan kematian akibat Covid-19, tambah Wiku, terus mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, tambah Wiku, kasus positif rata-rata sudah berada di angka sekitar 3.000 per hari. Berbeda jika dibandingkan dengan puncak kasus pada 16 Februari yang menyentuh angka 64 ribu kasus.

Maka dari itu, kata Wiku, sudah menjadi tanggung jawab semua pihak untuk menjaga agar angka tidak kembali meningkat yakni dengan disiplin prokes.

"Pada prinsipnya selama menjalankan prokes dengan baik, sebenarnya tidak apa-apa (beraktivitas, red). Aktivitas yang makin meningkat tidak apa-apa asal prokes tetap dijaga ketat," kata dia.

Antisipasi Lonjakan

Pemerintah daerah juga harus terus-memantau kondisi dan situasi di wilayah masing-masing, utamanya yang memiliki penduduk padat dan mobilitas tinggi. Pemerintah daerah wajib mengantisipasi lonjakan dengan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kebijakan.

"Harus menjadi perhatian pemerintah dan juga masyarakat pada daerah-daerah tersebut supaya betul-betul menjalankan protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas sosial dan ekonominya yang semakin meningkat," kata Wiku.

Wiku mengatakan masyarakat yang akan mudik juga harus memastikan bahwa keluarga yang akan dikunjungi telah melengkapi vaksin maupun mendapat vaksin booster. Dengan mendapat vaksin lengkap serta booster, imunitas seseorang akan lebih kuat apabila tertular Covid-19 dan risiko bergejala hingga kematian bisa ditekan.

"Jadi segera bisa divaksin jika memungkinkan vaksin sehingga memiliki imunitas sehingga kalau ketemu jadi aman. Karena datanya menunjukkan vaksin belum lengkap apalagi lansia dan komorbid sangat fatal apabila tertular, mari kita lindungi mereka," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan mudik pada perayaan Idul Fitri 2022 diperbolehkan asalkan pemudik sudah mendapat dosis pertama dan kedua serta dosis penguat vaksinCovid-19.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan penerima dosis lengkap vaksin Covid-19 mencapai 157.974.507 orang pada Senin hingga pukul 12.00 WIB.

Data Satgas Penanganan Covid-19 yang dikutip di Jakarta pada Senin, jumlah warga yang menerima dosis kedua tersebut didapat setelah mengalami penambahan 133.749 orang.

Baca Juga: