Selama ini, Pemkab Lebak berkomitmen meningkatkan mutu produk IKM dan UMKM agar bisa bersaing di pasar.

TANGERANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak mengajak masyarakat mencintai produk dalam negeri. Sebab, sebagian besar merupakan hasil kerajinan pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Kami minta warga membeli produk-produk IKM dan UMKM dripada impor," kata KepalaDisperindag Kabupaten Lebak, Orok Sukmana, Minggu (8/1). Orok mengatakan denganmembeli produk dalam negeri secara langsung, masyarakat membantu IKM dan UMKMsehingga mampu menggulirkan pertumbuhan ekonomi daerah dan menciptakan lapangan kerja baru.

Kabupaten Lebak, menurut dia, memiliki 16 ribu IKMdan 56 ribu UMKM. Produk mereka berkualitas, tidak kalah dengan produk luar negeri. Pemerintah daerah mengapresiasi beberapa komoditas produk gula aren dan kerajinan bambu yang mampu menembus pasar Eropa dan Asia.

Orok Rukmana menuturkan pemerintah daerah kini mendorong percepatan agar produkIKM dan UMKM lokal masuk e-katalog Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Dengan begitu, bisa membantu para pelaku usaha terkoneksi dengan digitalisasi dan dipasarkan melalui lokapasar.

"Ke depan, seluruh pengadaan barang dan jasa harus dalam negeri melalui e-katalog LPSE. Kita hanya boleh membeli produk impor karena tidak ada produk dalam negeri," katanya.

Menurut dia, selama ini Pemkab Lebak berkomitmen peningkatan mutu produk IKM dan UMKM agar bisa bersaing di pasar.

Salah satunya dengan program pelatihan aneka makanan dan kerajinan batik serta mendatangkan instruktur dari luar daerah. Selain itu ada pelatihan pengemasan, pemasaran produk, kemudahan izin dan sertifikasi."Tahun ini ada bantuan sertifikasi halal untuk pelaku IKM sebanyak 250 unit usaha," kata Orok.

Sementara itu, Rudi, seorang pelaku IKM warga Cibadak Kabupaten Lebak, mengakukini produk furniturnya sudah terdaftar dalam e-katalog LPSE. Menurutnya, hal itu cukup membantu mengikuti pelelangan pengadaan barang dan jasa. Tahun lalu, produknya dibeli pemda untuk pengadaan sekolah dan bisa menghasilkan 250 juta.

Distribusi Lancar

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Dedi Setiawan, menambahkan distribusi kebutuhan bahan pokok tetap lancar sekalipuncuaca ekstrem beberapa hari belakangan. "Kami menjamin pendistribusian bahan pokok lancar dan tidak ada masalah cuaca ekstrem," kata Dedi.

Pendistribusian bahan pokok ke pelosok desa di antaranya minyak goreng kemasan, terigu, gula pasir, telur, mi instan, dan susu. Kebanyakan bahan pokok yang didistribusikan merupakan produk luar daerah.Sedangkanuntuk kebutuhan beras, lauk pauk, unggas, dan sayuran dipasok petani dan peternak lokal.

"Mesti Lebak beralam pegunungan dan perbukitan, distribusi barang pokok tidak terhalang cuaca ekstrem," ujar Dedi. Menurut dia, saat ini harga kebutuhan bahan pokok ada yang naik, seperti cabai merah keriting dari 54.000 menjadi 56.000/kg. Lalu, cabai besar dari 45.000 menjadi 46.000/kg.

Begitu juga bawang merah dari 34.000 menjadi 35.000 dan bawang putih sebelumnya 21.500 menjadi 22.000/kg. Sedangkan komoditas bahan pokok lainnya relatif stabil seperti beras medium KW 1 dijual 11.000/kg, beras KW II 10.500 kg, dan beras KW III 9.500/kg.

Ujang (45), warga Sobang Kabupaten Lebak, mengaku selama ini pendistribusian bahan pokok terpenuhi untuk konsumsi masyarakat. Beruntung, kondisi jalan antardesa cukup baik dengan dana desa beberapa waktu lalu.

Baca Juga: