Untuk mengantisipasi risiko kebencanaan seiring dengan meningkatkan akti­vitas Gunung Anak Krakatau, BPBD Pandeglang meminta warga di sekitar perairan Selat Sunda untuk waspada.

PANDEGLANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, mengantisipasi erupsi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda guna mengurangi risiko kebencanaan.

"Kami selalu menggalakkan siap siaga selama 24 jam," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pandeglang, Lilis Sulistiyati di Pandeglang, kemarin.

Saat ini, kata dia, aktivitas Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan signifikan sehingga statusnya dinaikkan dari Waspada Level III menjadi Siaga Level II pada 24 April 2022. Dengan kenaikan status tersebut, nelayan dan warga agar tidak mendekat kawasan Gunung Anak Krakatau karena mengeluarkan lava pijar.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menyampaikan perubahan zona aman menjadi radius lima kilometer dari sebelumnya dua kilometer (km).

"Kami terus memonitor informasi dari BMKG dan PVMBG untuk mengetahui perkembangan peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau," kata Lilis Sulistiyati.

Menurut dia, pesisir pantai Pandeglang berhadapan langsung dengan Gunung Anak Krakatau. Jika terjadi letusan dipastikan menimpa warga Carita, Labuan, Panimbang, dan Sumur.

Pengalaman itu, kata dia, terjadi pada letusan Gunung Krakatau tahun 1883 dan tsunami pada 2018 hingga mengakibatkan korban jiwa dan ribuan warga mengungsi. "Kami berharap dengan siap siaga dapat meminimalisasi korban jiwa," katanya.

Siaga Level Tiga

Sementara itu, Kantor SAR Provinsi Banten menyiapkan Tim Rescue SAR untuk menghadapi erupsi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda.

"Kita sudah siagakan Tim Rescue SAR selama 24 jam sehubungan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau ( GAK) yang meningkat dan berstatus Siaga Level III," kata Humas Kantor SAR Banten Wahyu saat dihubungi di Lebak, Selasa (26/4).

Tim Rescue SAR Banten memiliki kompetensi dan ketrampilan dalam melakukan evakuasi penyelamatan di perairan, karena mereka sudah dilakukan pelatihan.

Apabila terjadi bencana akibat erupsi Gunung Anak Krakatau, katanya, maka Tim Rescue SAR cepat bergerak untuk melakukan evakuasi penyelamatan. "Kami siaga penuh dan siap terjun jika diperlukan," katanya.

Ia mengatakan Tim Rescue SAR dilengkapi peralatan Kapal KN SAR Tetuka 247 dengan memiliki kecanggihan dan kelebihan dapat menemukan korban dengan hanya memberikan titik koordinat.

Kapal dengan kecepatan mencapai 29 knot tersebut sudah dilengkapi dengan peralatan serba digital, paparnya.

Kapal KN SAR Tetuka dilengkapi dengan alat menyelam, speedboat di atas kapal, peralatan perahu motor, dan alat komunikasi.

Saat ini, Tim Rescue SAR masih beroperasi melakukan pemantauan di Perairan Selat Sunda. "Kami bersama timselalu bergantian dan siaga menghadapi erupsi Gunung Anak Krakatau," katanya.

Baca Juga: