Pelonggaran saat ini membuat banyak orang yang berak­tifitas tanpa menghiraukan prokes. ­Diharapkan tidak ada gelombang ketiga di Jakarta.

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berpergian keluar rumah ada saat momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021/2022. Pasalnya, bila warga lalai menjalankan protokol kesehatan (prokes) dengan liburan, tren kasus korona bakal melonjak kembali.

"Warga bisa mengendalikan diri dengan tetap berada di rumah, tidak perlu bepergian, kecuali sangat penting," Kata Wakil Gubernur (Wagub) DKI, Ahmad Riza Patria di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (16/11).

Riza mengatakan pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah pusat yang menghapus libur cuti bersama pada hari raya Natal dan Tahun Baru. Cara seperti ini diharapkan dapat membatasi ruang gerak masyarakat dan mencegah penyebaran Covid-19.

"Kami lihat beberapa negara di Eropa sudah mulai terjadi peningkatan (kasus covid-19) yang signifikan. Kami berharap tidak ada gelombang ketiga di Jakarta," ujarnya.

Menurut Riza, saat ini di Jakarta masih menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1. Selain itu, pelonggaran kegiatan masyarakat pun dilakukan selama masa PPKM Level 1 yang sudah berlangsung sejak 2 November 2021 lalu.

"Pelonggaran yang semakin besar ini potensi orang untuk keluar rumah semakin besar, interaksi semakin tinggi, potensi kerumunan semakin besar," tuturnya.

Dikatakan Riza, dengan adanya pelonggaran ini sejumlah kegiatan ini potensi penularan kasus Covid-19 semakin tinggi. Sebab sudah banyak orang yang beraktifitas tanpa menghiraukan prokes.

"Maka, sejujurnya potensi penyebaran juga semakin besar, apalagi memasuki akhir tahun libur panjang," Jelasnya.

Kendati begitu, Riza menuturkan pihaknya juga mempertimbangkan membuka kegiatan konser musik. Karena alasannya akan menimbulkan kerumunan orang yang sangat banyak.

"Jadi kami mempertimbangkan kalau konser musik itu kan nanti terjadi kerumunan kan jumlah orangnya sangat banyak, besar. Jadi itu dapat menimbulkan interaksi, kemudian jaraknya tidak mudah diaturnya. Jadi ini perlu evaluasi diskusi yang cukup," ucapnya.

Klaster Sekolah

Di kesempatan yang sama, untuk kegiatan di sekolah, kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Jakarta, Selasa, pihaknya melakukan evaluasi terhadap PTM dengan menggiatkan protokol kesehatan.

Penegasan tersebut terkait denganpernyataan Menkes Budi Sadikin yang menyebutkan bahwa sekolah dan takziah menjadi klaster baru Covid-19 sesuaihasil observasi Kemenkes terhadap 126 kabupaten/kota, sekolah tatap muka dan takziah menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

"Di sekolah-sekolah memang kita tingkatkan tesPCR dan pelacakan. Di DKImemang ada peningkatan (kasus positif) di sekolah-sekolah dan bagi sekolah yang ada penularan, sudah kami ambil tindakan untuk ditutup sementara, selama tiga hari," kata Riza.

Sementara itu, untuk kegiatan takziah, evaluasi juga dilakukan dengan meminta kerja sama dari penyelenggara dan masyarakat yang hadir untuk menjaga protokol kesehatan.

"Takziah ini kan sudah tradisi kita, terlebih di Indonesia ini juga di Jakarta. Jadi, kami minta kegiatan takziah ini tetap memastikan protokol kesehatan dilaksanakan," ujarnya.

Baca Juga: