JAKARTA - Sejumlah warga memadati Pasar Gembrong di Jalan Basuki Rachmat, Jatinegara, Jakarta Timur, untuk berburu mainan anak saat libur Lebaran. Salah satu pembeli, Dedy mengatakan, dirinya sengaja datang ke Pasar Gembrong untuk membeli mainan untuk anaknya.
"Anak kan baru dapat uang THR dari saudara-saudara. Nah, dia melihat teman-temannya pada beli mainan. Makannya kita ajak ke sini," kata Dedy di Jakarta, Rabu (4/5). Dedy menambahkan bahwa dia rutin setiap tahun ke Pasar Gembrong untuk membeli mainan. Menurut dia, variasi mainan anak-anak yang dijual di Pasar Gembrong beragam.
Tak hanya itu, harga yang ditawarkan oleh pedagang di Pasar Gembrong juga masih bersahabat bagi kantongnya. "Di sini lebih murah. Tapi kita harus pintar-pintar menawar barang juga. Ini anak saya setelah milih-milih mainan akhirnya beli tembak-tembakan seharga 95.000 rupiah," ujar Dedy.
Sementara itu, salah satu pedagang mainan Pasar Gembrong, Umi mengatakan, pada Lebaran tahun ini terjadi peningkatan jumlah pembeli dibanding hari biasa. "Dibilang sepi enggak. Tapi dibanding tahun lalu menurun. Mungkin karena banyak warga mudik. Jadi sekarang agak menurun. Yang penting, dagang masih ada untung," ujar Umi.
Dia mengatakan harga mainan yang dijual di Pasar Gembrong bervariasi, mulai dari puluhan ribu rupiah untuk beberapa mainan plastik hingga jutaan rupiah untuk sepeda motor dan mobil mini listrik. Sementara itu, Umi mengatakan mainan tembak-tembakan menjadi incaran anak laki-laki. Sedangkan anak perempuan memilih boneka dan set mainan dapur.
"Kalau tembak-tembakan ini musiman pas Lebaran saja. Sekarang ramai. Lebaran pertama hujan terus sepanjang hari. Jadi, sempat sepi," kata Umi.
Dapur Umum
Semenara itu, Plt Camat Jatinegara Jati,Rudy Syahrul, mengungkapkan bahwa pihaknya segera membangun dapur umum untuk membantu warga yang menjadi korban kebakaran di Pasar Gembrong RW01, Jatinegara, Jakarta Timur.
Rudy mengatakan dapur umum tersebut untuk memastikan dan menjamin suplai makanan dan minum bagi warga RW01. "Rencana didirikan di dekat mushola karena dekat dengan air bersih. Kalau di tenda tidak ada air bersihnya, harus menarik selang dari mushala," kata Rudy Syahrul di Jakarta, Rabu (4/5).
Rudy menambahkan nantinya dapur umum akan dioperasikan oleh kader Kampung Siaga Bencana (KSB) setempat dan petugas Kelurahan Cipinang Besar Utara. Namun apabila situasi tidak memungkinkan maka pihak Kelurahan Cipinang Besar Utara akan kembali mengajukan permintaan perpanjangan distribusi logistik ke Sudin Sosial Jakarta Timur.