Wiku Adisasmito mengingatkan pentingnya berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab, masyarakat yang lengah rentan terjangkit virus korona.

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan masyarakat belum maksimal menjalankan protokol kesehatan. Akibatnya, kasus pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah.

"Buktinya, kasusnya kok naik terus. Pasti kalau kasus masih naik, perubahan perilaku masyarakat belum terjadi secara maksimal," ujar Wiku dalam talkshow yang digelar dari oleh Satgas Penanganan Covid-19, Jumat (24/7).

Selama empat bulan ini, sebagian masyarakat sudah melakukan protokol kesehatan. Tapi masih banyak yang belum. "Kalau sudah banyak yang melakukan, laju kasus positif seharusnya bisa direm. Dan mungkin karena pandemi sudah begitu lama, masyarakat mungkin lengah," tutur Wiku.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per Jumat (24/7), tercatat 1.761 kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah penambahan ini didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap 24.965 spesimen dalam 24 jam terakhir. Sehingga secara akumulatif saat ini terdapat 95.418 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Kasus baru pasien konfirmasi positif Covid-19 tersebar di 29 provinsi. Dari data tersebut, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi, kelimanya yakni Jawa Timur (496 kasus baru), DKI Jakarta (297 kasus baru), Jawa Tengah (124 kasus baru), Jawa Barat (91 kasus baru), dan Kalimantan Selatan (90 kasus baru). Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 470 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.

Wiku mengingatkan pentingnya berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab, masyarakat yang lengah rentan terjangkit virus korona. "Virus ini tinggal menanti saja. Siapa yang lengah. Dicari siapa yang enggak melakukan protokol kesehatan kan, itu namanya lengah," ujar Wiku.

Ia berharap masyarakat tidak menganggap enteng virus Covid-19 ini. Menurut Wiku, angka kasus positif Covid-19 akan selalu naik jika masyarakat tidak waspada dalam mencegah penularan virus korona. Misalnya dengan selalu menggunakan masker di ruang publik, menjaga jarak fisik dan rajin mencuci tangan dengan sabun.

"Kita harus tahu virus ini sangat berbahaya. Jadi tidak boleh dianggap enteng. Kalau anggap enteng, buktinya kasus positif naik terus. Jadi ini penting sekali bagi masyarakat agar waspada," tegas Wiku.

Klaster Rumah Sakit

Wiku juga menjelaskan belakangan ini tercatat penambahan jumlah klaster penularan Covid-19 di rumah sakit. Keberadaan klaster ini menunjukkan bahwa penularan Covid-19 kini tak hanya terpusat di pada aktivitas sosial.

"Sekarang tidak hanya klaster di kegiatan sosial saja, terlihat sekarang meningkat di klaster rumah sakit," ungkap Wiku.

Perkembangan penularan dari klaster ini, kata dia, relatif cukup tinggi di sejumlah tempat, misalnya saja di Wlingi, Jawa Timur; Yogyakarta; Kebon Jeruk; serta Cempaka Putih di DKI Jakarta.

"Jadi, ini menunjukkan bahwa kita mulai lengah, dan terjadi salah satunya di rumah sakit. Padahal rumah sakit adalah jantung kita (dalam menangani Covid-19)," tegas Wiku.

Klaster rumah sakit ini membuat banyak tenaga kesehatan terpapar Covid-19. Wiku meminta tenaga kesehatan dan rumah sakit disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Jadi tenaga kesehatan harus disiplin, istirahat cukup, dan benar-benar menjaga kesehatan dan dicukupi fasilitasnya," tambah Wiku. jon/Ant/P-4

Baca Juga: