HONG KONG - Warga Hong Kong pada Kamis (24/6) pagi antre agar bisa membeli koran Apple Daily edisi akhir walau kondisi cuaca sedang gerimis. Besarnya minat warga untuk membeli surat kabar itu membuat banyak lapak koran kehabisan satu-satunya harian yang amat vokal dalam menyuarakan dan mendukung gerakan prodemokrasi di Hong Kong itu dalam hitungan menit.

Dalam tulisan berita utamanya, Apple Daily menulis bahwa mereka adalah korban kekejaman tirani setelah eksekutif harian itu memutuskan untuk menghentikan operasionalnya setelah sejumlah petinggi perusahaan diciduk aparat keamanan atas tudingan pelanggaran undang-undang keamanan nasional yang baru diterapkan serta aset koran itu dibeekukan sehingga Apple Daily tak bisa menjalankan bisnisnya karena tak bisa membayar gaji para pegawainya.

Ditutupnya harian yang amat populer itu merupakan pukulan terkini terhadap kebebasan di Hong Kong sehingga menerbitkan pertanyaan apakah pusat keuangan internasional itu bisa tetap jadi pusat sumber media seiring dengan semakin tegasnya Tiongkok untuk memberangus kebebasan dan perbedaan pendapat.

Pada foto halaman depan harian itu menampilkan gambar jurnalis Apple Daily sedang melambaikan tangan kepada khalayak pendukungnya yang berdiri di luar gedung kantor redaksi.

"Apple Daily sudah mati," tulis wakil kepala redaksi, Chan Pui-man, yang ditangkap pekan lalu atas tuduhan pelanggaran keamanan nasional, pada surat perpisahan kepada para pembaca. "Kebebasan pers menjadi korban tirani," imbuh dia.

Ubah Citra

Tiongkok memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong tahun lalu setelah kota itu diguncang oleh serangkaian aksi protes prodemokrasi besar-besaran dan kerap disertai kekerasan.

Pemberangusan Apple Daily dipicu oleh tulisan artikel dan kolom yang diduga mendukung sanksi internasional terhadap Tiongkok dimana pandangan itu sekarang ini dianggap melanggar hukum yang berlaku.

Sementara itu pemilik Apple Daily yaitu Jimmy Lai, pemimpin redaksi Ryan Law, dan CEO Cheung Kim-hung, semuanya telah ditahan dan dikenai dakwaan berkolusi dengan pihak asing untuk mengganggu keamanan nasional Tiongkok.

Keputusan untuk membekukan aset Apple Daily menunjukkan betapa besarnya kekuatan yang sekarang dimiliki pihak berwenang di Hong Kong untuk mengejar perusahaan mana pun yang dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.

Apple Daily didirikan pada 1995 dan pada awalnya dikenal sebagai tabloid gosip mengenai selebritas. Namun Lai kemudian mengubah citra harian itu dengan menjadikannya sebagai promotor nilai-nilai demokrasi dan mengatakan surat kabar itu harus menyinari ular, serangga, tikus dan semut, dalam kegelapan. AFP/I-1

Baca Juga: