JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin mengatakan Indonesia kini tengah menghadapi triple burden of dissease atau beban tiga penyakit. Tiga beban penyakit tersebut yaitu peningkatan prevalensi penyakit tidak menular, penularan penyakit menular relatif tinggi, dan munculnya ragam penyakit menular baru dari ragam penyakit lama seperti Covid-19.
"Terlepas situasi covid-19, tantangan pusat kesehatan kita masih besar. Kita menghadapi tripen breden of deases yaitu beban tiga penyakit saat bersamaan," ujar Ma'ruf dalam siaran video Hari Tuberkulosis Sedunia, Rabu (24/3).
Wapres menjelaskan dalam 15 tahun terakhir terjadi transisi epidemiologis. Penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan gagal ginjal, meningkat mencapai lebih dari 57 persen yang sebelumnya hanya berada pada kisaran 37 persen.
"Transisi ini perlu perhatian besar. Selain menjadi beban program JKN, penyakit ini muncul akibat dar perilaku tidak sehat seperti pola makan tidak seimbang, merokok, tidak berolahraga," jelasnya.
Lebih jauh, Wapres menyampaikan Indonesia juga masih harus berhadapan tingginya prevalensi penyakit menular klasisk seperti tuberkulosis (TBC). Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi di dunia setelah India dan Cina.
Di Indonesia diperkirakan ada 845 ribu kasus TBC serta angka kematian 93 ribu kasus. Dari kasus tersebut, 68 persen sudah ditemukan dan diobati, sedangkan 32 persen belum ditemukan dan berpotensi jadi sumber penularan bagi masyarakat sekitar.
"Meski penyakit menular klasik, masalah TBC tida mudah diselesaikan. Ini dipengaruhi faktor sosial kepadatan penduduk, permasalahan gizi, kemiskinan, dan pola hidup sehat," ucapnya.
Wapres menambahkan upaya menyelesaikan TB pada masa pandemi Covid-19 buka hal mudah. Pasalnya sumber daya penangana TBC terganggu sehingga bedampak pada pendataan dan pelaporan kasus TBC.
"Ini terjadi di dunia bahkan indonesia mengalami penurunan 25-30 persen antara Januari dan Juni 2020 dibanding perode sama pada 2019. Menurut WHO, penurunan ini bisa menyebabkan peningkatan dramatis akibat kematian TBC," katanya.
Wapres menyebut empat arahan penting pemerintah dalam menangani TBC. Empat arahan tersebut yaotu meningkatkan sosialisasi bagi masyarakat, meningkatkan jangkauan penemuan pasien TBC, penguatan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, dan memperkuat sistem informasi dan pemantauan pengobatan pasien TBC.
"Bagi negara TBC berdampak pada hilangnya produktivitas mengingat kelompok paling terdampak adalah usia produktif. Sedemikian penting penanganan TBC, pemerintah indonesia berkomitman mengeliminasi TBC pada tahun 2030 sejalan dengan target dalam SDGs terkait upaya penanganan TBC," tandasnya.