JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin, berharap agar Indonesia tidak menjadi "pasien" Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memasuki tahun keempat pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Kita tahu sekarang ternyata banyak negara menjadi 'pasien' IMF, kalau tidak salah ada 28 negara. Tapi alhamdulillah, kita insya Allah tidak masuk 'pasien' IMF," kata Wapres dalam konferensi pers pembukaan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW), di Tangerang, Banten, Kamis (20/10).

Pada 20 Oktober 2022 genap tiga tahun pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin yaitu sejak dilantik pada 20 Oktober 2019.

"Pak Jokowi dan saya sudah berusaha mewujudkan apa yang menjadi program dan cita-cita, terutama karena masanya Pak Jokowi dengan saya itu kan hanya tiga bulan ya, masa normalnya, seluruhnya itu pandemi," tambah Wapres.

Pertumbuhan Bagus

Artinya selama sisa masa pemerintahan, menurut Wapres, pemerintahan otomatis bekerja untuk mencegah agar pandemi tidak menghancurkan Indonesia. "Pertumbuhan (ekonomi) kita juga bagus 5,4 persen, bahkan inflasi kita 4,9 persen dan orang lain di atas kita. Ini salah satu upaya kita bersama," ucap Wapres.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebut ada 28 negara yang sudah antre masuk menjadi "pasien" IMF karena masalah pandemi dan diperparah dengan perang antara Russia dan Ukraina.

Seperti dikutip dari Antara, lembaga-lembaga internasional bahkan menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps, saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan, artinya ada krisis pangan.

Sebelumnya, Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, mengeluarkan pernyataan IMF telah menyiapkan program operasionalisasi Resilience and Sustainability Trust (RST), untuk membantu negara rentan memenuhi tantangan jangka panjang.

"Saya senang mengumumkan Resilience and Sustainability Trust (RST) yang baru telah beroperasi. Hari ini, saya memberi tahu Dewan Eksekutif dengan penggalangan dana kami hingga saat ini, RST siap untuk memulai operasi pinjaman. Kami berjanji, dan kami menyampaikan.

Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada anggota kami karena datang bersama dan menunjukkan solidaritas di saat tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Georgieva dikutip dari situs resmi IMF.

Menurut Georgieva, dalam waktu kurang dari tiga tahun, dunia telah hidup melalui kejutan, setelah kejutan, setelah kejutan. Pertama, pandemi Covid-19. Kemudian, invasi Russia ke Ukraina dan krisis biaya hidup berikutnya. "Dan tidak ada tombol jeda pada krisis iklim saat kita menangani krisis lainnya ini," terangnya.

Baca Juga: