BANDUNG- Wanoja Coffeemempekerjakan ibu-ibu di lingkungan sekitar fasilitas produksinya dalam pemrosesan biji kopi, termasuk dalam penyortiran biji kopi secara manual.

"Hand pickitu kanfinishing, kalau enggak ada nanti barangnya itu biasanya masih terlalu banyak yang harus disortir, karena kami produkspecialtyjadi sangat berpengaruh," kata pemilik Wanoja Coffee Satrea Amambi kepada ANTARA pada Kamis (3/10).

Menurut dia, ibu-ibu di lingkungan sekitar kebun kopi Wanojadi Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, dipekerjakan untuk menyortir biji kopi berdasarkan ukuran.

"Proseshandpickuntuk memilih biji kopi dengandensity grinderdansize grinder. Setelah itu masuk ke prosesqualitycontroldan didistribusikan," katanya.

Satrea mengatakan bahwa pekerja di fasilitas produksinya ada yang sudah menetap selama satu tahun dan ada yang baru bergabung pada masa panen, sekitar tiga sampai empat bulan terakhir.

Ibu-ibu yang membantu penyortiran biji kopi di fasilitas produksi WanojaCoffee, menurut dia, sebelumnya sudah dibekali pengetahuan mengenai cara memilih biji kopi.

"Kami hanya mengajarkan mana saja yang harus dipisahkan," katanya.

Ia menyampaikan bahwa syarat untuk bekerja di fasilitas produksiWanojahanya satu, yakni sudah berusia di atas 17 tahun.

Pekerja penyortir biji kopi diupah Rp75.000 sampai Rp115.000 per orang dalam sehari kerja, selama delapan jam kerja. Perusahaan akan memberikan tambahan upah jika pekerja harus lembur.

Saat panen kopi,Wanoja Coffee memperkerjakan sekitar 20 perempuan untuk membantu pemilihan biji kopi.

Di samping memilih biji kopi, ibu-ibu juga dilibatkan dalam pemetikan, pencucian, dan penjemuran buah kopi.

"Kalau di luar sebelum pengolahan, untuk pemetikan ceri biasanya ibu-ibu banyak bantu juga, bahkan di kebun kalau untuk perawatan itu ada ibu-ibu juga yang ikut kerja," kata Satrea. Ant

Baca Juga: