JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid mengakui masih ada masyarakat yang keliru paham tentang wisata halal. Mereka khawatir wisata halal akan memberangus kearifan lokal.

Wamenag mengatakan, keliru paham tentang wisata halal ini harus diluruskan. Menurutnya, wisata syariah atau wisata halal bukanlah upaya Islamisasi wisata sehingga semua hal dalam lingkungan wisata tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai syariah.

"Dalam syariat Islam, kita mengenal bahwa kebiasaan baik yang telah dijalankan oleh penduduk setempat tetap dipelihara dan dipertahankan selama tidak bertentangan dengan maqashid syariah," jelas Wamenag dikutip dari web resmi Kemenag, Jumat (19/11).

Wisata halal, kata Wamenag, mengandung arti pemberian fasilitas bagi wisatawan Muslim untuk dapat menunaikan kewajiban syariatnya di lokasi wisata tersebut.

"Misalnya tersedianya makanan dan minuman yang telah dipastikan kehalalannya, adanya fasilitas untuk beribadah, kemudahan untuk melakukan transaksi keuangan syariah, fasilitas hotel, sikap positif pelaku bisnis terhadap wisatawan dan lain sebagainya," jelasnya.

Wamenag menambahkan, sejatinya wisata halal ini juga sedang menjadi tren di negara-negara lain, termasuk negara sekuler seperti Jepang, Korea, Tiongkok dan lainnya, namun dengan penggunaan istilah yang beragam sepertihalaltourism,moslemfriendly, dan sebagainya.

"Konsep wisata halal sebetulnya universal, sehingga dapat diterima oleh semua kalangan agama, masyarakat budaya, dan pemerintah," imbuhnya.

Wamenag berharap, pelaku industri halal dan ekonomi syariah terus berikhtiar, mengikis kesan eksklusivisme halal yang masih ada di tengah masyarakat. Caranya, kata Wamenag, melalui edukasi dan pencerahan seluas-luasnya tanpa perlu menimbulkan kerumitan baru, yakni dengan menggali nilai-nilai yang selama ini sudah mengalir dalam dunia usaha.

Peresmian aplikasi dan website treetan.com ditandai dengan peletakan tangan di layar LCD yang dilakukan Wamenag Zainut Tauhid, didampingi Direktur PT Treetan Nusantara, Aan Yugiastomo, Ketua ISMI, Ilham Habibie.

Hadir mendampingi Wamenag, Sekretaris Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Arfi Hatim. Sementara Imam besar masjid Istiqlal yang juga mantan Wamenag, KH Nasaruddin Umar memberikan doa secara daring dari Kendari Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: