Sleman - Wakil Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,Danang Maharsa mengimbau masyarakat di wilayah itu untuk menggencarkan gerakan penanaman pohon.
Tanam pohon harus dimasifkan, terutama pohon penyangga air demi keberlangsungan keseimbangan alam dan merawat lingkungan.
"Masyarakat harus gemar melakukan gerakan penanaman pohon. Kalau tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi. Biarkan anak cucu kita yang kelak akan menikmatinya," kata Danang saat menyerahkan bibit pohon buah kepada kelompok petani di wilayah Jering VIII, Kelurahan Sidorejo, Godean, Sabtu.
Selain itu, Danang meminta warga untuk mulai membudayakan hemat penggunaan air bersih terutama pada musim kemarau.
"Kuantitas air bersih diperkirakan bakal terus menyusut seiring datangnya musim kemarau yang menyebabkan intensitas hujan berkurang, karena itu masyarakat agar mulai membudayakan hemat penggunaan air bersih," kata Danang.
Menurut dia, hal tersebut sebagai langkah antisipasi potensi terjadinya bencana kekeringan.
"Masyarakat juga diharapkan mulai mengoptimalisasi sumur dan saluran air agar kesulitan air bersih di masyarakat dapat terhindari. Meskipun tahun ini diperkirakan kemarau basah ya, tapi hemat air tetap penting untuk dibudayakan," katanya.
Danang optimistis, dampak kemarau tahun ini diperkirakan tidak separah pada 2023, karena berdasarkan informasi dari BMKG di tahun ini akan ada fenomena La Nina atau kemarau basah.
"Hal itu berarti, meskipun memasuki musim kemarau tetapi tetap ada potensi hujan turun. Selain potensi masih ada hujan, dampak dari musim kemarau tahun ini lebih ringan karena tidak ada perbaikan skala besar aliran di Selokan Mataram maupun Saluran Van Der Wijck," katanya.
Danang mengatakan, tahun lalu bersamaan dengan kemarau panjang juga ada perbaikan di dua saluran irigasi tersebut sehingga mengakibatkan dampak kekeringan cukup parah terutama di Sleman bagian barat.
"Tahun ini saya optimistis kemarau tidak separah tahun lalu. Meski begitu, kami juga tetap siap siaga dengan berbagai persiapan di BPBD Sleman untuk menghadapi berbagai dampak yang mungkin akan ditimbulkan pada musim kemarau ini," katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, langkah antisipasi menghadapi bencana kekeringan telah dilakukan dengan mengajukan perpanjangan SK siaga darurat bencana hidrometeorologi kering maupun basah dari Juni hingga 31 Agustus 2024.
"Kami juga telah menyiapkan anggaran distribusi air bersih bagi masyarakat yang kesulitan air bersih. Anggaran senilai Rp15 juta untuk droping lebih kurang 40 tangki air.
"Anggaran droping ini di dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Kalau nanti kurang di anggaran biaya tambahan (ABT). Tetapi harapannya tahun ini tidak ada penyaluran air bersih. Jadi mudah-mudahan, anggarannya tidak digunakan, karena anggaran itu hanya untuk antisipasi," katanya.