Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro buka suara terkait peluang Indonesia mengubah status pandemi menjadi endemi. Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat Indonesia belum bisa masuk fase endemi.

Adapun yang faktor yang membuat Indonesia belum bisa masuk endemi yang pertama yakni berkaitan dengan tingkat kasus positif atau positivity rate kasus harian Covid-19. Meski diketahui trennya menurun, tingkat positif Indonesia masih di atas lima persen.

Hal tersebut tidak sesuai dengan persentase yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Adapun batas aman yang diberikan yakni kasus positif di bawah lima persen.

"Kedua adalah angka keterisian rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) itu juga harus di bawah lima persen. Sama saat ini angka keterisian rumah sakit terus mengalami penurunan, tapi masih di atas lima persen," lata dr Reisa dalam diskusi daring, dikutip dari Siaran Radio Kesehatan, Senin (21/3).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka keterisian rumah sakit nasional masih berada di 14 persen per 20 Maret. Karena itu, Reisa mengimbau untuk semua pihak mempercepat vaksinasi guna mengurangi risiko jatuh sakit, dengan begitu pasien di RS bisa berkurang.

"Ketiga adalah laju transmisi atau RT, ini harus di bawah 1 yang artinya penularan virus di lingkungan kita sudah rendah. Keempat vaksinasinya dosis lengkap sudah harus lebih dari 70 persen total populasi," ucap Reisa.

Reisa juga menjelaskan, Indonesia mulai mengalami tren penurunan kasus Covid-19 secara stabil. Menurutnya, hal tersebut membuktikan bahwa Indonesia telah menangani pandemi dengan baik.

"Penurunan angka keterisian rumah sakit juga demikian, jadi semakin sedikit orang yang sakit yang harus dirawat di rumah sakit karena Covid-19," ujarnya.

"Namun, kita harus tetap waspada, karena status kita masih dalam pandemi. Jadi penting untuk menjaga diri supaya tren penurunan kasus ini benar-benar turun, dan jangan sampai kita lengah," tuturnya.

Baca Juga: