Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan akan mengganti nama penyakit cacar monyet atau Monkeypox. Badan tersebut khawatir bahwa nama nama penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 1.600 orang di 39 negara pada tahun ini bisa menstigmatisasi.

"WHO bekerja sama dengan mitra dan pakar dari seluruh dunia untuk mengubah nama virus cacar monyet, kelasnya, dan penyakit yang ditimbulkannya," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Fox News, Rabu (15/6).

"Kami akan mengumumkan nama baru secepatnya," tambahnya.

Tedros menjelaskan, pengumuman wacana tersebut setelah lebih dari 30 ilmuwan internasional mendesak komunitas kesehatan untuk mengubah nama virus pada pekan lalu.

"Persepsi yang berlaku di media internasional dan literatur ilmiah adalah bahwa MPXV adalah endemik pada orang-orang di beberapa negara Afrika. Namun, telah diketahui bahwa hampir semua wabah MPXV di Afrika sebelum wabah 2022, merupakan akibat dari limpahan hewan. ke manusia dan jarang ada laporan tentang penularan dari manusia ke manusia yang berkelanjutan," tulis para ilmuwan pada 10 Juni.

"Dalam konteks wabah global saat ini, referensi lanjutan, dan nomenklatur virus ini menjadi orang Afrika tidak hanya tidak akurat tetapi juga diskriminatif dan menstigmatisasi," lanjutnya.

WHO mencantumkan dua clades cacar monyet yang diketahui di situs webnya, "satu diidentifikasi di Afrika Barat (WA) dan satu di wilayah Cekungan Kongo (CB)."

Kelompok ilmuwan menulis bahwa menggunakan nomenklatur ini "berlawanan dengan praktik terbaik menghindari lokasi geografis dalam nomenklatur penyakit dan kelompok penyakit."

Menurut CDC, para ilmuwan pertama kali menemukan cacar monyet selama dua wabah penyakit mirip cacar pada monyet di fasilitas penelitian di Denmark pada tahun 1958. Kasus manusia pertama ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Wabah terbesar saat ini adalah di Inggris, di mana pejabat kesehatan telah mendeteksi 470 kasus. Penularan virus dari manusia ke manusia terjadi terutama melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi.

WHO juga akan mengadakan pertemuan darurat minggu depan untuk menentukan apakah penyebaran cacar monyet harus dianggap sebagai darurat kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

"Wabah cacar monyet tidak biasa dan mengkhawatirkan. Untuk alasan itu, saya telah memutuskan untuk mengadakan komite darurat di bawah peraturan kesehatan internasional minggu depan untuk menilai apakah wabah ini merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," tutur Tedros.

Baca Juga: