Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk dimintai keterangan terkait penyelenggaraan Formula E di wilayah kepemimpinannya.

Anies dijadwalkan menjalani pemeriksaan pada Rabu (7/9).

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menjelaskan pemanggilan Anies ditujukan untuk mendapatkan gambaran utuh terkait kasus yang tengah diselidiki lembaga anti rasuah itu.

"Proses ini sebagai salah satu langkah agar KPK bisa mendapatkan gambaran awal dan utuh terkait dugaan peristiwa pidana dimaksud," kata Ali, seperti dikutip dari Antara.

Menurut Ali, dalam proses penyelidikan, KPK dapat mengundang berbagai pihak untuk dimintai konfirmasi dan klarifikasi oleh tim penyidik KPK.

KPK pun mengharapkan pihak-pihak yang akan dimintai keterangan terkait penyelenggaraan Formula E supaya berlaku kooperatif agar proses berjalan secara efektif dan efisien dan mengedepankan prinsip-prinsip dan norma hukum yang berlaku.

Dijumpai terpisah, Anies menegaskan dirinya akan memenuhi panggilan KPK untuk memberi keterangan.

"Saya dimintai surat panggilan KPK, Rabu, 7 September pagi," kata Anies di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (5/9).

Namun, Anies menjelaskan surat panggilan KPK yang diterimanya tidak memuat keterangan lebih lanjut sehingga dirinya berniat hanya untuk memenuhi panggilan itu dan selebihnya akan dijelaskan usai pertemuan.

Selain Anies, KPK telah lebih dulu meminta keterangan dari beberapa pihak di antaranya mantan Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, dan Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo.

Sebagai informasi, nama Anies Baswedan digadang-gadang kuat menjadi calon presiden (capres). Hasil e-voting Kelompok Relawan Jokowi menunjukkan Anies masuk jajaran capres dengan suara keterpilihan 9,2 persen.

Namun, Anies masih kalah dengan suara yang diperoleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berada di urutan teratas sebagai kandidat capres dengan angka keterpilihan 29,79 persen.

Selain Jokowi, nama-nama lain yang juga diunggulkan, yakni Sandiaga Uno dengan 16,92 persen. Menjadikannya menempati urutan kedua dalam daftar capres. Disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di urutan ketiga dengan 16,10 persen suara. Tak ketinggalan Prabowo Subianto dengan keterpilihan 11,10 persen.

Baca Juga: