JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (12/4). Pelemahan lanjutan dipengaruhi oleh wacana kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang cukup agresif.

Ekonom Sucor Sekuritas, Ahmad Mikail Zaini menilai spekulasi kenaikan bunga acuan The Fed (FFR) sebesar 50 basis poin masih menjadi tekanan bagi pergerakan rupiah. Meski demikian, pelemahan tersebut diperkirakan cenderung tipis karena didukung pelonggaran aktivitas ekonomi di Tiongkok.

Mikail memproyeksikan rupiah cenderung melemah secara terbatas. Dia memprediksikan niali tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (12/4), berada di kisaran 14.350-14.365 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini melemah tipis dipengaruhi sentimen pengetatan kebijakan moneter The Fed. Rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen dari akhir pekan lalu menjadi 14.365 rupiah per dollar AS.

"Pelaku pasar masih fokus pada kebijakan moneter The Fed yang hawkish," tulis Tim Riset Monex Investindo dalam kajiannya di Jakarta, Senin (11/4).

Prospek pengetatan bank sentral yang lebih agresif untuk mengekang inflasi yang melonjak telah memicu minat investor terhadap aset aman dollar AS. The Fed sudah bersiap menaikkan suku bunga dalam waktu dekat dan terbuka untuk kenaikan sebesar 50 basis poin pada akhir bulan ini.

Baca Juga: