YOGYAKARTA - Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengapresiasi dan mendukung penuh pertanian padi dengan menggunakan pupuk bakteri sebagai pengganti pupuk kimia yang diinisiasi Komunitas Tani Mandiri Indonesia (KTMI) di Sleman.

"Cara budidaya pertanian organik tersebut merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan serta ramah lingkungan. Disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah usaha untuk menyehatkan tanah yang sakit dapat dilakukan dengan pemanfaatan pupuk organic," kata Danang, dalam rilis pers, Jumat (11/6).

Danang mengatakan, seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat, pada saat ini produk pertanian organik, yang dalam budidayanya tidak menggunakan pupuk kima dan insektisida semakin digemari.

"Tentunya ini merupakan peluang bagi para petani di Sleman untuk mengembangkan produk pertanian organik dan dapat disebarluaskan dan ditiru oleh para petani yang ada di Kabupaten Sleman," jelasnya.

Ketua KTMI, Kasiat Adi Siswanto mengungkapkan, penggunaan bakteri sebagai ganti pupuk kimia pada tanaman padi dapat meningkatkan hasil produksi sehingga selain meningkatkan pendapatan juga menekan biaya produksi untuk pembelian pupuk kimia dan obat-obatan.

Ia berharap kepada para petani agar mengurangi penggunaann Pupuk Kimia."Untuk itu KTMI ingin menyadarkan petani, untuk mengurangi atau tidak menggunakan pupuk, obat kimia. Dan sebenarnya semua unsur itu semuanya sudah terkandung dialam ini seperti penggunaan bakteri," ungkapnya.

Pada Rabu (9/6) lalu telah dilaksanakan panen raya padi dengan pupuk bakteri pertama kali di Sleman tepatnya di Lahan Pertanian Dusun Karanglo, Purwomartani, Kalasan. Selain dihadiri langsung oleh Wabup Sleman dan Ketua KTMI, turut hadir pula anggota DPRD DIY KPH Purbodiningrat dan Ketua KTMI DIY Mugiono Cahyadi.

"Pendampingan sedulur tani harus bisa menjawab masalah petani, butuh aksi nyata dengan program dan sistem yang berkeadilan," katanya.

Baca Juga: