CONAKRY - Pemerintah Guinea, Afrika Barat, mengumumkan adanya wabah ebola baru setelah tiga orang meninggal dunia dan dinyatakan positif terinfeksi ebola, Minggu (14/2) waktu setempat. Saat ini, empat orang lainnya masih dirawat.

Ini merupakan pertama kalinya ebola muncul setelah fase terparahnya muncul pada tahun 2013-2016 silam. Bagi Guinea, kehadiran ebola dipastikan memberikan tekanan yang lebih berat pada layanan kesehatan mengingat negara ini juga sedang menghadapi Covid-19. Negara berpenduduk sekitar 12 juta orang ini sekarang mencatat 14.895 infeksi virus korona dan 84 kematian.

Para pasien mengalami gejala seperti diare, muntah, dan pendarahan. Gejala mulai muncul setelah mereka menghadiri pemakaman di Sub-Prefektur Goueke. Pemakaman itu berlangsung pada 1 Februari lalu. Orang yang dimakamkan adalah seorang perawat di pusat kesehatan setempat dan meninggal setelah dipindahkan untuk perawatan ke Nzerekore, sebuah kota dekat perbatasan dengan Liberia dan Pantai Gading.

"Menghadapi situasi seperti ini dan sesuai dengan peraturan kesehatan internasional, pemerintah Guinea mengumumkan epidemi ebola," ungkap Kementerian Kesehatan Guinea dalam pernyataannya.

Kementerian Kesehatan Guinea saat ini sudah menugaskan petugas kesehatan untuk melacak dan mengisolasi kontak kasus ebola dan akan membuka pusat perawatan di Goueke. Guinea juga sudah meminta bantuan WHO terkait ketersediaan vaksin yang beberapa tahun lalu telah terbukti ampuh melawan penyakit ini.

WHO akan bekerja sama dengan otoritas kesehatan di Liberia dan Sierra Leone untuk meningkatkan kapasitas pengawasan dan pengujian, mengingat lokasi penemuan ebola sangat dekat dengan perbatasan.

Ebola juga memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dari Covid-19. Namun tidak seperti virus korona, ebola tidak ditularkan oleh pasien tak bergejala, dengan kata lain gejalanya pasti terlihat.

Pada tahun 2013-2016, wabah ebola menyebar di Afika Barat dimulai dari Kota Nzerekore, Guinea. Lokasinya yang berada di perbatasan membuat virus cepat menyebar ke negara sekitar. Pada akhirnya, ebola membunuh setidaknya 11.300 orang, dengan sebagian besar kasus di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.

Wabah ebola kedua kembali terjadi pada bulan Juni 2020 lalu di Republik Demokratik Kongo. Saat itu, ebola membunuh lebih dari 2.200 orang. Varian vaksin baru saat itu diciptakan dan berhasil menghentikan wabah.

n SB/AFP/P-4

Baca Juga: